JAKARTA (HK) – PT PLN (Persero) menyampaikan, layanan kelistrikan untuk pelaku usaha sektor kelautan atau electrifying marine terus bertambah.
Alasannya, para pelanggan menilai biaya pengeluaran yang dikeluarkan dapat lebih hemat menggunakan listirk ketimbang bahan bakar minyak.
Program Electrifying Marine merupakan layanan PLN untuk memudahkan pelanggan untuk mendapatkan layanan listrik kebutuhan penerangan kapal, mini coldstorage, serta kebutuhan tenaga listrik lainnya pada lokasi-lokasi dermaga, pelabuhan, kapal sandar, pangkalan pendaratan ikan (PPI) dan tempat pelelangan ikan (TPI) di seluruh Indonesia.
Sepanjang semester I tahun 2023, pelanggan Electrifying Marine bertambah 2.169 pelanggan menjadi 39.913 pelanggan pada akhir Juni 2023.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, layanan ini diharapkan dapat membantu masyarakat meningkatkan produktivitas sektor perikanan dengan biaya murah dan waktu lebih efisien.
Selain itu, program ini juga mendukung budi daya ikan lebih ramah lingkungan yang sejalan dengan upaya mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Program ini tentunya sangat bermanfaat bagi masyarakat, selain ramah lingkungan karena mengganti dari bahan bakar minyak (BBM) ke sumber energi listrik, mereka bisa menekan pengeluaran dan bisa menghemat waktu, sehingga akan berdampak peningkatan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut,” ujar Darmawan.
Ia menambahkan, sepanjang semester I 2023, program Electrifying Marine berhasil menyumbang konsumsi listrik sebesar 1.124 giga watt hour (GWh).
Salah satu pelanggan program Electrifying Marine, yang juga Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Sido Maju II, Harsono yang berlokasi di Jepara, Jawa Tengah mengatakan kelompok usahanya sudah merasakan penghematan menghemat biaya operasional hingga 40 persen dibandingkan saat menggunakan bahan bakar minyak (BBM).
“Kincir kami dalam satu hari biasanya dioperasikan tujuh sampai delapan jam pada malam hari. Bila menggunakan BBM biayanya Rp 32 ribu. Sehingga dalam satu bulan mencapai Rp 960 ribu. Tapi bila menggunakan listrik biayanya hanya Rp 13 ribu. Total dalam satu bulan hanya Rp 390 ribu. Jadi penghematannya mencapai 40 persen,” ujar Harsono.
Sumber: Republika