LINGGA (HK) — Gagal produksi lagi, karena mengalami ketekoran, itulah kabar yang berhembus saat ini, sehingga produksi air mineral merk Gunung Daik itu tersebut sudah gulung tikar, dan kini kemasan air mineral merk Gunung Daik itu sudah lenyap sama sekali dari peredaran pasar.
Dikatakan bahwa, penyebab gulung tikar itu adalah, modal penyerta usaha sudah ludes, mengalami ketekoran total, modal usaha tidak berbanding dengan biaya operasional, itulah isu yang berkembang terhadap pengelolaan produksi air mineral merk Gunung Daik yang dikelola oleh BUMD Kabupaten Lingga yang bernama PT.Pembangunan Selingsing Mandiri itu.
Kedengarannya memang sangat memprihatinkan. Lebih menyedihkan lagi, modal awal yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Lingga untuk mendukung perusahaan air mineral ini telah lenyap tanpa jejak. Informasi yang masuk ke redaksi media ini menyebutkan bahwa modal awal dari Pemerintah Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau, yang diberikan saat perusahaan ini akan memulai produksinya, mencapai angka yang cukup besar, bahkan hingga mencapai 13 miliar rupiah.
Besarnya anggaran modal awal yang disumbangkan oleh Pemerintah Kabupaten Lingga untuk mendukung produksi kemasan air mineral milik BUMD Lingga memang luar biasa.
Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana pengelolaan yang dilakukan oleh Direktur BUMD Lingga? Angka yang cukup besar itu ternyata tidak mampu mengembangkan usaha produksi air mineral ini sehingga habis begitu saja. Apa tanggung jawabnya dalam hal ini?
Sangat disayangkan, dana sebesar itu bisa hilang begitu saja dengan alasan pengeluaran biaya produksi tidak seimbang dengan hasil usaha yang didapatkan, seperti pepatah besar pasak dari tiang, yang berarti pengeluaran lebih besar daripada pemasukan.
Kejadian ini menunjukkan bahwa kinerja pengelola BUMD Kabupaten Lingga sangat buruk.
Kami akan terus menyelidiki kegagalan pengelolaan perusahaan air mineral merk Gunung Daik yang dioperasikan oleh BUMD Kabupaten Lingga dengan nama PT. Pembangunan Selingsing Mandiri. Kami akan terus melakukan investigasi agar penyebabnya dapat terungkap dengan jelas dan masyarakat dapat mengetahui keberadaan anggaran awal sebesar 13 miliar yang disebutkan sebelumnya.
Hingga saat ini, Direktur BUMD Kabupaten Lingga belum dapat memberikan konfirmasi terkait hal tersebut. (rangga)