TANJUNGPINANG (HK) — Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin meminta Pemprov Kepri dan pemerintah kabupaten kota, untuk melakukan langkah antisipasi dalam mencegah kenaikan harga bahan pokok selama Ramadhan 1445 Hijriah.
Menurutnya, di saat bulan puasa, sudah pasti permintaan bahan pangan akan mengalami peningkatan, sehingga harga rawan naik.
“Apalagi stok yang terbatas, ditambah permintaan meningkat karena konsumsi masyarakat yang meningkat, bisa menyebabkan kenaikan harga,” sebutnya pada Selasa (12/3/2024).
Lanjut Wahyu, selain itu praktik menimbun bahan pokok oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, juga perlu diwaspadai demi memastikan ketersediaan bahan pokok di pasaran.
“Cuaca, kenaikan tarif pajak, nilai tukar mata uang, pengaruh global juga bisa memicu kenaikan harga,” jelasnya.
Untuk itu, Wahyu mendorong agar Pemprov Kepri meningkatkan koordinasi dengan stakeholder terkait, dalam menjaga pasokan dan stabilitas harga bahan pokok selama Ramadan 1445 Hijriah.
Wahyu juga mengimbau, agar masyarakat untuk fokus beribadah dan tetap hidup sederhana dengan tidak berbelanja berlebihan.
“Kerjasama antar seluruh pihak sangat diharapkan agar masyarakat sejahtera dan tidak terjadi panik,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kepri, Aries Fariandi mengatakan, harga beras dan cabai di Kepri sudah mulai melandai berkat intervensi pasar yang dilakukan oleh pemerintah.
Menurutnya, saat ini harga beras premium dibanderol Rp14.700, tertinggi di Natuna Rp18 ribu per kg. Sementara cabai Rp86 ribu, tertinggi di Anambas Rp120 ribu per kg.
“Upaya pemerintah udah mulai membuahkan hasil, harga beras dan cabai udah mulai turun,” katanya.
Aries juga memastikan, stok beras dan cabai cukup memenuhi kebutuhan saat bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445 Hijriah.
“Insya Allah stok bahan pokok kita mencukupi sampai lebaran nanti,” tutupnya. (Per).