BATAM (HK) – Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Tanjung Sauh, diharapkan mampu untuk meningkatkan daya saing pada sektor energi listrik Batam, Kepulauan Riau, (Kepri), agar dapat menjadikannya lebih kompetitif dalam menarik investasi besar.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah dan dunia usaha swata, terus terjalin dengan baik. Maka, khususnya dalam hal penyediaan energi dan infrastruktur logistik bisa menjadikan Batam sebagai kawasan yang semakin berdaya, di dunia internasional.
Investor utama KEK Tanjung Sauh, Johanes Kennedy Aritonang menekankan bahwa, proyek ini tidak hanya akan memperkuat daya tarik Batam sebagai lokasi investasi, tetapi juga meningkatkan daya saing di bidang energi di dunia internasional. Terutama bagi negara tetangga.
Saat ini, kata Johanes Kennedy, alias Jhon, pihaknya sedang berfokus untuk pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), rendah karbon (low-carbon), dan berkapasitas 300 MW (mega-watt) untuk mengatasi proyeksi defisit energi sebesar 2.000 MW hingga Tahun 2030.
“Kami selalu melihat bahwa pertumbuhan industri harus diiringi dengan pertumbuhan energi. Tanpa adanya energi kistrik yang memadai, dan kompetitif, maka pertumbuhan industri sulit dicapai,” ujarnya, usai acara pemberian Anugerah Investasi 2024 yang digelar oleh BP Batam di Radisson Golf & Convention Center, Sukajadi Batam, Selasa (22/10/2024).
Johanes Kennedy juga menambahkan bahwa KEK Tanjung Sauh akan menciptakan lapangan pekerjaan bagi 200.000 tenaga kerja, dengan tahap awal investasi mencapai Rp10 triliun.
Selanjutnya, ia pun menyoroti studi terbaru yang dilakukan pihaknya yang menunjukkan bahwa harga listrik di Batam masih kompetitif dibandingkan dengan harga listrik di Johor Bahru. “Kami masih on par, kurang lebih sama dengan mereka secara harga,” ujarnya.
Maka, imbuhnya, iika komponen gas dapat dikelola lebih baik dengan PLTU, kami dapat menawarkan listrik dengan harga yang lebih kompetitif. Sehingga Batam tetap menjadi pilihan utama bagi perusahaan teknologi internasional,” tambahnya.
Selain itu, terang Investor utama KEK Tanjung Sauh ini, para investor juga menyebutkan pengembangan infrastruktur di Port Batu Ampar, yang diharapkan berfungsi secara maksimal sebagai pelabuhan domestik, sementara pelabuhan di Tanjung Sauh akan menangani logistik internasional.
“Dan diharapkan sinergi antara pemerintah dan dunia usaha swata dapat terus terjalin dengan baik, khususnya dalam hal penyediaan energi dan infrastruktur logistik agar menjadikan Batam sebagai kawasan yang semakin berdaya,” pungkasnya. (nov)