BATAM (HK) – Jeugelin Sienly Kowaas, pendiri Sekolah Misi Bagi Bangsa, berbagi cerita tentang awal berdirinya sekolah ini. Sekolah yang kini berkembang pesat didirikan untuk menjawab kebutuhan pendidikan anak-anak di kawasan terpencil.
“Pada tahun 2009, kami melakukan survei di sebuah perkampungan besar di belakang PT Jatim,” kata Jeugelin, Senin (16/12/2024).
Di sana, banyak anak usia sekolah yang tidak bersekolah karena keterbatasan akses. “Awalnya, kami hanya berencana mendirikan TK, tapi tahun berikutnya orang tua meminta kami membangun SD,” tambahnya.
Jeugelin merasa terpanggil untuk membantu anak-anak tersebut mendapatkan pendidikan. “Mereka membutuhkan pendidikan, terutama untuk mengembangkan cara berpikir. Tanpa itu, tidak ada yang membuka pikiran mereka,” ujarnya.
Kondisi geografis dan ekonomi menjadi penghambat utama bagi anak-anak di perkampungan itu. Lokasi sekolah yang jauh dan biaya tinggi membuat banyak orang tua tidak mampu menyekolahkan anak-anak mereka. Di sinilah Sekolah Misi Bagi Bangsa hadir sebagai solusi.
Tujuan utama sekolah ini adalah mengubah pola pikir anak-anak dan orang tua. “Kami ingin mereka menyadari pentingnya pendidikan untuk masa depan yang lebih baik. Dari yang nyaman tinggal di rumah liar, kami ingin mereka menemukan kenyamanan dalam pendidikan,” kata Jeugelin.
Sekolah ini dimulai pada tahun 2009 dengan 24 siswa TK. Seiring waktu, sekolah berkembang menjadi TK dan SD, dan kini memiliki 820 siswa. Kebutuhan pendidikan yang terus meningkat mendorong pendirian SMP dan SMK di wilayah tersebut.
Jeugelin percaya bahwa pendidikan bisa menjadi pintu perubahan. Dengan memberikan akses pendidikan, ia berharap generasi muda di daerah itu memiliki masa depan yang lebih cerah dan mampu memperbaiki taraf hidup mereka.
Kini, Sekolah Misi Bagi Bangsa menjadi contoh nyata bagaimana pendidikan dapat membawa perubahan. Jeugelin dan timnya terus berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang terjangkau dan berkualitas bagi mereka yang membutuhkan. (ika)