Menu

Mode Gelap
Pria Lansia Ditemukan Tewas di Bengkel Alat Berat di Kijang Bintan Desak Bawaslu usut Tuntas Dugaan Politik Uang, AMPP Anambas Akan Gelar Aksi Damai Pasokan Elpiji Dipastikan Lancar Jelang NATARU 165 Perusahaan Kawasan Industri Sudah Dapat IUKI Anggaran Rp23,61 T Dialokasikan untuk Swasembada Beras James Harden catatkan 3.000 tripoin di NBA

BERITA TERKINI

Imbas Aksi Boikot Israel, Outlet McDonald’s Cs Sepi

badge-check


					Sejumlah negara Arab memboikot produk atau bisnis yang dianggap pro Israel membuat sejumlah gerai McDonalds', KFC, hingga Starbucks sepi. Foto: MCDONALDS Perbesar

Sejumlah negara Arab memboikot produk atau bisnis yang dianggap pro Israel membuat sejumlah gerai McDonalds', KFC, hingga Starbucks sepi. Foto: MCDONALDS

JAKARTA (HK) – Sejumlah negara Arab memboikot produk atau bisnis yang dianggap pro Israel. Gerakan boikot ini sebagai aksi protes terhadap serangan Israel ke warga Palestina.

Seperti dilaporkan pada Kamis (23/11/2023), beberapa perusahaan yang menjadi sasaran boikot ini juga diduga memiliki hubungan keuangan dengan Israel atau melakukan investasi di sana.

Seruan boikot sendiri menjalar di media sosial. Warga pun ramai-ramai beralih ke produk alternatif lokal. Di Kairo misalnya, sebuah restoran McDonald’s tampak kosong. Hal serupa juga terjadi di Mesir dan Yordania.

Seruan boikot juga menyebar di beberapa negara Arab lainnya termasuk Kuwait dan Maroko. Sementara, boikot hanya terjadi secara sporadis dan dampaknya kecil di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.

“Saya merasa meskipun saya tahu ini tidak akan berdampak besar pada perang, maka setidaknya ini yang bisa kita lakukan sebagai warga negara lain agar kita tidak merasa tangan kita berlumuran darah,” ujar Reham Hamed, warga Kairo yang ikut melakukan boikot produk Barat.

Di Yordania, warga yang pro-boikot terkadang memasuki cabang McDonald’s dan Starbucks untuk pengunjung di sana berpindah ke restoran lain.

Beredar video yang memperlihatkan tentara Israel sedang mencuci pakaian dengan merek detergen terkenal yang dihimbau untuk diboikot oleh pemirsa.

Di Kuwait City, hampir semua cabang Starbucks, McDonald’s, dan KFC kosong. Sementara di Maroko, seorang pekerja di cabang Starbucks mengatakan jumlah pelanggan menurun secara signifikan sepanjang pekan ini.

McDonald’s Corp mengatakan pihaknya kecewa dengan boikot. Sebab, perusahaan menganggap para warga salah paham soal posisi McDonald’s dalam konflik.

Waralabanya di Mesir telah menegaskan kepemilikannya di negara itu dan menjanjikan bantuan sebesar US$650 ribu ke Gaza.

Setali tiga uang, Starbucks mengatakan bahwa perusahaan tersebut adalah organisasi non-politik. Perusahaan juga menepis rumor bahwa mereka telah memberikan dukungan kepada pemerintah atau tentara Israel.

Sementara, perusahaan Barat lainnya belum memberikan pernyataan secara resmi terkait tudingan pro-Israel.

Serangan Israel kepada Palestina sudah berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Korban tewas akibat konflik di Gaza, Palestina mencapai 14 ribu orang hingga Rabu (22/11/2023).

Jumlah korban jiwa jika dirinci yakni 14.128 orang. Sebanyak 5.600 di antaranya adalah anak-anak dan 3.550 perempuan. Kemudian ada sedikitnya 33 ribu orang terluka akibat terdampak konflik antara Palestina dan Israel.

Lalu 6.800 masih dinyatakan hilang. Ada yang berada di reruntuhan bangunan yang belum sempat dievakuasi serta jenazah yang belum teridentifikasi.

Pemerintah setempat juga menyatakan 44 ribu rumah di Gaza hancur. Sebanyak 230 ribu rusak atau 60 persen permukiman di Gaza sudah tidak laik huni akibat perang.

Ada 26 rumah sakit dan 55 fasilitas kesehatan lainnya yang tidak bisa lagi beroperasi.

 

Sumber: CNN Indonesia

Baca Lainnya

Pasokan Elpiji Dipastikan Lancar Jelang NATARU

12 Desember 2024 - 11:20 WIB

165 Perusahaan Kawasan Industri Sudah Dapat IUKI

12 Desember 2024 - 11:17 WIB

Anggaran Rp23,61 T Dialokasikan untuk Swasembada Beras

12 Desember 2024 - 11:15 WIB

Pemko Tanjungpinang Perkuat Germas untuk Kesehatan Masyarakat

2 Desember 2024 - 17:03 WIB

Perusahaan Tambang Pembayar Pajak Daerah Natuna Bertambah

2 Desember 2024 - 15:50 WIB

Trending di BISNIS