Menu

Mode Gelap
Pria Lansia Ditemukan Tewas di Bengkel Alat Berat di Kijang Bintan Desak Bawaslu usut Tuntas Dugaan Politik Uang, AMPP Anambas Akan Gelar Aksi Damai Pasokan Elpiji Dipastikan Lancar Jelang NATARU 165 Perusahaan Kawasan Industri Sudah Dapat IUKI Anggaran Rp23,61 T Dialokasikan untuk Swasembada Beras James Harden catatkan 3.000 tripoin di NBA

EKONOMI

IHSG Diprediksi Melemah Jelang Akhir Pekan di Minggu Kedua Oktober

badge-check


					Ilustrasi Perbesar

Ilustrasi

JAKARTA (HK) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan mengalami pelemahan terbatas dalam sesi perdagangan hari ini, Jumat (11/10/2024).

Penutupan bursa kemarin mencatat IHSG berada di level 7.480, turun 21,20 poin atau setara dengan 0,728 persen.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, menjelaskan bahwa penurunan inflasi di Amerika Serikat belum memberikan dampak positif.

Bahkan, inflasi inti AS mengalami kenaikan dari 3,2 persen menjadi 3,3 persen secara tahunan. Kenaikan ini mengecewakan pelaku pasar dan investor, terutama karena didominasi oleh sektor perumahan dan pangan yang berkontribusi hingga 75 persen terhadap inflasi.

Dari sisi domestik, Menteri Investasi dan Kepala BKPM, Rosan Perkasa Roeslani, menyoroti rendahnya porsi investasi asing yang diterima Indonesia di kawasan ASEAN, yang hanya sekitar 15 persen, padahal Indonesia menyumbang 40 persen terhadap total ekonomi dan populasi kawasan.

“Berdasarkan analisa teknikal, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support di 7.465 dan resistance di 7.675,” tambah Nico dalam analisisnya.

Sementara itu, analis Binaartha Sekuritas, Ivan Rosanova, menyoroti bahwa IHSG telah menembus support minor di level 7.471 pada Kamis dan kini bergerak di bawah garis SMA-20 pada chart 15 menit. Hal ini mengindikasikan peluang melanjutkan tren turun menuju level 7.429.

Namun, jika IHSG dapat menembus resistance minor di 7.540, ada peluang untuk menguat ke level 7.642. “Level support IHSG ada di 7.429, 7.386, dan 7.347, sementara resistance di 7.642, 7.763, 7.810, dan 7.853. Indikator MACD menunjukkan momentum bearish,” ungkap Ivan.

 

 

Sumber: Kompas.com

Baca Lainnya

Pasokan Elpiji Dipastikan Lancar Jelang NATARU

12 Desember 2024 - 11:20 WIB

165 Perusahaan Kawasan Industri Sudah Dapat IUKI

12 Desember 2024 - 11:17 WIB

Anggaran Rp23,61 T Dialokasikan untuk Swasembada Beras

12 Desember 2024 - 11:15 WIB

Perusahaan Tambang Pembayar Pajak Daerah Natuna Bertambah

2 Desember 2024 - 15:50 WIB

Kepala BP Batam : Investasi Jadi Kunci Pertumbuhan Ekonomi

24 November 2024 - 18:52 WIB

Trending di BATAM