Cokelat atau kakao merupakan tanaman perkebunan berupa pohon yang dikenal dan disukai berbagi kalangan mulai dari anak-anak, remaja, dewasa hingga mungkin lansia karena rasanya yang nikmat dan wanginya yang khas.
Dalam buku “The True History of Chocolate”, Sophie dan Michael Coe menyatakan bahwa bukti linguistik paling awal tentang konsumsi cokelat berasal dari tiga atau empat milenium di Mesoamerika pra-Columbus, seperti Olmec.
Bukti coklat paling awal pertama kali ditemukan disitus pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras antara tahun 1100 dan 1400 SM.
Berdasarkan penemuan tersebut, banyak yang menduga bahwa biji kakao tidak hanya digunakan sebagai minuman, tetapi juga sebagai gula alami, obat-obatan dan minuman beralkohol.
Kemudian mereka menemukan sisa-sisa tembikar coklat yang digunakan oleh suku Maya kuno, peradaban pertama yang hidup di wilayah Mesoamerika di Rio Azul, Guatemala utara. Ini menandakan bahwa suku Maya meminum coklat sekitar tahun 450 SM – 500 SM.
Konon pada masa itu, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status yang penting.
Di Eropa, cokelat pertama kali tiba di Spanyol. Salah satu asumsinya adalah pada tahun 1544 M. Delegasi Kekchi dari Guatemala mengunjungi istana Spanyol dan membawa hadiah yaitu berupa minuman cokelat.
Kedatangan inilah yang menjadi awal mula cokelat dikenal dunia. Pertama-tama, cokelat tidak cocok untuk bangsa Eropa karena rasanya yang pahit. Sehingga dengan menambahkan madu atau gula ke dalam cokelat, menciptakan rasa cokelat yang manis untuk pertama kalinya.
Sementara cokelat di Indonesia dikenal sejak tahun 1560, baru menjadi komoditas penting setelah tahun 1951. Pemerintah Indonesia mulai mengalihkan perhatiannya ke industri kakao setelah tahun 1975 ketika PTP VI berhasil meningkatkan produksi kakao per hektar dengan menggunakan bibit Upper Amazon Interclonal Hybrid hasil persilangan klon dan sabah.