Menu

Mode Gelap
Peringati Hari Nusantara, DPC HNSI Kepulauan Anambas Bagikan Makanan Bergizi Gratis di SDN 004 Genting AWe Hentikan Gugatan Ke MK, Nizar-Novrizal Sah Pemenang Pilkada Lingga 2024 Laksanakan Arahan Presiden, Kepala BP Batam Efisiensikan Anggaran 2025 Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, BP Batam Prioritaskan Pengembangan Kawasan Strategis DKP Kepri – Traveloka dan CARE Indonesia Proteksi Ekosistem Mangrove di Pulau Bintan Melalui Pemberdayaan Kelompok Perempuan Pria Lansia Ditemukan Tewas di Bengkel Alat Berat di Kijang Bintan

BERITA TERKINI

Harga Emas Alami Kenaikan 3,11 Persen

badge-check


					Harga emas diperkirakan mengalami penguatan pada hari ini seiring dengan adanya sentimen konflik antara Israel dan Hamas.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman bulan Desember di divisi Comex New York Exchange mengalami kenaikan sebesar US$58,50 Perbesar

Harga emas diperkirakan mengalami penguatan pada hari ini seiring dengan adanya sentimen konflik antara Israel dan Hamas. Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman bulan Desember di divisi Comex New York Exchange mengalami kenaikan sebesar US$58,50

JAKARTA (HK) – Harga emas diperkirakan mengalami penguatan pada hari ini seiring dengan adanya sentimen konflik antara Israel dan Hamas.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman bulan Desember di divisi Comex New York Exchange mengalami kenaikan sebesar US$58,50 atau 3,11%, mencapai level US$1.941,50 per troy ounce. Harga emas spot juga naik sebesar 3,42% ke level US$1.932,82 per troy ounce.

Analisis oleh ahli komoditas, Lukman Leong, menjelaskan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kenaikan harga emas global saat ini adalah perang antara Israel dan Hamas.

Dengan absennya data ekonomi penting dari Amerika Serikat (AS) dalam pekan depan, perang Israel-Hamas diidentifikasi sebagai sentimen utama yang dapat memicu kenaikan harga emas.

“Apabila perang semakin memanas dengan serangan darat Israel, maka harga emas akan kembali naik karena permintaan safe haven investor,” ujar Lukman.

Leong juga mencatat bahwa perang Israel-Hamas telah menyebabkan imbal hasil obligasi AS atau US Treasury Yield mengalami penurunan, yang pada gilirannya mendukung kenaikan harga emas.

Menurut data dari Investing, pada penutupan Jumat, 13 Oktober 2023, yield obligasi AS dengan tenor 10 tahun mengalami koreksi sebesar 1,71%, mencapai level 4,61%.

Leong mengakhiri analisisnya dengan memprediksi bahwa harga emas diperkirakan akan kembali melampaui angka US$1.900, dengan level support berada di US$1.850 dan resistance di US$1.950 per troy ounce.

Sebelumnya, harga emas di pasar spot mengalami penurunan sebesar 0,3% menjadi US$1.868,79 per troy ounce setelah mencapai level tertinggi sejak 27 September pada awal sesi perdagangan.

Harga emas berjangka AS juga ditutup melemah sebesar 0,2% pada angka US$1.883 per troy ounce setelah rilis data inflasi AS.

Departemen Tenaga Kerja AS mengungkapkan bahwa Indeks Harga Konsumen AS (CPI) untuk bulan September 2023 mengalami kenaikan sebesar 0,4%, setelah naik sebesar 0,3% pada bulan Agustus.

Namun, secara tahunan, harga konsumen mengalami penurunan dari puncaknya sebesar 9,1% pada bulan Juni 2022.

Akibat dari data tersebut, para pelaku pasar memproyeksikan kemungkinan sebesar 38% terhadap kenaikan suku bunga pada bulan Desember oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed), menurut alat CME Fedwatch, dibandingkan dengan sekitar 28% kemungkinan yang terlihat sebelum laporan tersebut dirilis.

Sebagai informasi, suku bunga The Fed atau Fed Fund Rate (FFR) saat ini masih tetap pada level 5,25% – 5,5% setelah rapat FOMC pada bulan September 2023. Namun, The Fed masih memproyeksikan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin sekali lagi, mencapai level 5,75% hingga akhir tahun untuk menahan laju inflasi.

 

 Sumber: Kompas

Baca Lainnya

Laksanakan Arahan Presiden, Kepala BP Batam Efisiensikan Anggaran 2025

12 Desember 2024 - 14:41 WIB

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, BP Batam Prioritaskan Pengembangan Kawasan Strategis

12 Desember 2024 - 14:37 WIB

Pasokan Elpiji Dipastikan Lancar Jelang NATARU

12 Desember 2024 - 11:20 WIB

165 Perusahaan Kawasan Industri Sudah Dapat IUKI

12 Desember 2024 - 11:17 WIB

Anggaran Rp23,61 T Dialokasikan untuk Swasembada Beras

12 Desember 2024 - 11:15 WIB

Trending di EKONOMI