SURABAYA (HK) – Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayah Gunung Arjuno terus meluas. Kini wilayah yang terdampak mencapai 3.910 hektare.
“Luasan lahan terdampak karhutla yang kini telah mencapai 3.910 hektare,” kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim, Gatot Soebroto melalui keterangannya, Rabu (6/9/2023).
Kondisi angin yang cukup kencang di sekitar area Taman Hutan Rakyat (Tahura) R Soerjo membuat karhutla di wilayah Gunung Arjuno meluas hingga ke wilayah Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto.
BPBD Jatim telah menggelar Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Bencana Karhutla di Posko Kaliandra, Kabupaten Pasuruan.
Rakor dipimpin Gatot dan dihadiri dihadiri Tenaga Ahli BNPB Heri Setyono, Kepala Dinas Kehutanan (Kadishut) Jatim Djumadi, Dandim 0819 Pasuruan Letkol Arhanud Nur Iskak dan Kapolres Pasuruan AKBP Bayu Pratama Gubunaki.
Hadir pula perwakilan BPBD dari empat daerah, yakni, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto, serta stakeholder terkait, seperti, TNI, Polri, BMKG Juanda, Perum Perhutani dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
“Luasan lahan tersebut juga telah merembet ke wilayah Kota Batu dan Kabupaten Mojokerto,” katanya.
Titik api yang terbaca dalam Sipongi juga bertambah dari awalnya tujuh titik, lalu meluas 50 titik dan kini melonjak menjadi 156 titik.
Atas kondisi ini, Gatot mengusulkan agar ada penambahan bantuan helikopter untuk kegiatan water bombing.
Kadishut Jatim Djumadi dalam kesempatan ini juga menyampaikan pentingnya upaya percepatan penanganan Karhutla di wilayah Tahura R Soerjo.
Menurutnya, wilayah Tahura ini dinilai sangat strategis mengingat adanya tiga gunung, yakni, Gunung Arjuno, Gunung Welirang dan Gunung Anjasmoro.
Luasan wilayah Tahura R Soerjo yang mencapai 27.868 juga masuk di enam daerah, yakni Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kota Batu, Kabupaten Kediri, Kabupaten Jombang, dan Kabupaten Mojokerto.
“Hari ini, sudah sekitar 339 orang yang berada di atas untuk melakukan pemadaman. Mereka berasal dari posko pemantauan Tretes, Lawang dan Mojokerto,” katanya.
Sementara, Tenaga Ahli BNPB Heri Setyono menyatakan selain kegiatan water bombing lewat udara, upaya pemadaman karhutla juga penting dilakukan melalui darat.
“Karena bagaimana juga, water bombing itu mempunyai banyak keterbatasan, seperti waktu terbang dan tempat pengambilan sumber air,” kata Heri.
“Kurang lebih 31 unit helikopter telah dikerahkan di wilayah Kalimantan dan Sumatera dalam penanganan Karhutla. Karena itu, kita akan komunikasikan lagi dengan pihak Antares dalam upaya penambahan unit Helikopter di sini,” ujarnya.
Heri meminta tim water bombing di Jatim untuk mengatur kembali strateginya dalam pemadaman api, termasuk, memantau arah angin dan menggunakan busa deterjen sebagai pemadaman bara api.
“Pergerakan angin itu sangat berpengaruh terhadap penyebaran api dan penambahan titik api. Untuk itu, informasi cuaca dari BMKG sangat dibutuhkan untuk menentukan strategi pemadaman,” katanya.
Sumber: CNN Indonesia