NATUNA (HK) — Langkah kabupaten Natuna menuju Geopark Global UNSECO masih berjalan. Upaya ini terus berkembang meskipun terkendala dengan berbagai faktor.
Pada masa-masa sebelum wabah covid 19 melanda dunia, upaya menuju geopark global itu berjalan lancar dengan capaian yang progresif.
Kala itu Pemerintah Kabupaten Natuna sebagai leading sector dalam upaya ini mendapatkam dukungan besar dari Pemerintah RI, lembaga internsional, lembaga pendidikan tinggi dan masyarakat Kabupaten Natuna.
Bahkan, pada masa-masa itu Pemerintah Kabupaten Natuna juga dapat guiding langsung dari Sekjen UNSCO Global Geopark Network, Mr. Guy Martini.
UNESCO memaparkan petunjuk secara gamblang kepada Pemerintah Kabupaten Natuna mengenai metode yang mudah dan tepat untuk mecapai tujuan global geopark.
Disamping itu, UNESCO pada momentum yang sama juga turun langsung ke berbagai titik lokasi untuk melakukan observasi terhadap unsur-usur geologi dan warisan kehidupan yang ada di Kabupaten Natuna.
Alhasil, pada masa – masa sebelum terjadinya wabah, langkah cepat Pemkab Natuna itu mampu menyelesaikan berbagai persayaratan untuk ditetapkan sebagai Gelobal Geopark UNESCO.
Keberhasilan itu terlihat pada berbagai bidang seperti status Geopark Natuna yang dengan cepat berstatus Geopark Nasional, pembentukan delapan geosite, keberhasilan melakukan berbagai kajian, keberhasilan membangun infrastruktur pendukung dan lain sebagainya.
Akan tetapi langkah cepat ini seakan terhenti secara tiba- tiba setelah datangnya Pandemi Corona yang terjadi pada medio 2019-2022.
Sejak itu pula perjuangan Natuna menuju Global Geopark UNESCO seperti berjalan lamban dan apa adanya.
Hal ini karena Pandemi Covid 19 berdampak buruk pada semua sistem pemerintahan. Mulai dari sistem perencaaan, penganggaran, kegiatan hingga ekskekusi lapangan dan lain sebagainya.
“Tapi meskipun pelan, proses itu tetap berjalan sampai sekarang. Ide dan program itu tetap jadi sasaran utama kita,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Hardinansyah di Kantor Bupati Natuna, kemarin.
Adapun tahapan yang sedang dijalani saat ini adalah tahapan pembentukan geosite baru untuk melengkapi jumlah geosite yang kini dinyatakan masih kurang.
Hingga saat ini, Kabupaten Natuna memiliki delapan geosite yang tersebar diberbagai kecamatan.
“Sementara untuk sayarat bisa ditetapkan sebagai geopark global oleh UNESCO kita mesti punya 20 geosite. Ini yang coba kita lengkapi sekarang,” beber Hardinasnyah.
Ia juga mengaku bahwa Pemerintah Kabupaten Natuna sudah memiliki banyak lokasi sebagai calon geosite.
Lokasi-lokasi ini sudah terdata dan sudah dijalani beberpa proses untuk dapat ditetapkan sebagai bagian dari site gepoark Kabupaten Natuna.
“Ini juga kita perlu dukungan berbagai pihak. Kita perlu dukungan dalam daerah, nasional dan bahkan internasional untuk menambah jumlah geosite. Dan itu sudah kita lakukan. Mudah-mudahan prosesnya lancar agar secapatnya dapat kita ajukan ke UNESCO,” pungkasnya. (fat).