Menu

Mode Gelap
Hari Jadi ke-241 Perkuat Persatuan dan Komitmen Pembangunan Tanjungpinang Siswa SMPN 4 Tanjungpinang Nikmati Makan Bergizi Gratis Siswa SDN 008 Sagulung Diminta untuk Implementasikan Program “7 Kebiasaan Menuju Anak Indonesia Hebat” Citra Kebun Wisata Destinasi Ramah Edukasi dan Eksportir Buah Andalan di Batam PT Pegadaian Terima Kado Istimewa Awal Tahun 2025 dari OJK , Terbitkan Izin Bulion untuk Usaha Emas Ratusan Warga Binaan Rutan Tanjungpinang Ikut Bergoyang Dangdutan

BERITA TERKINI

Esther Purwari Mengubah Cara Industri Berpakaian dengan Zero Waste Fashion

badge-check


					Esther Purwari Menyulap Sampah Menjadi Gaya dengan Zero Waste Fashion. Foto: LPP RRI Perbesar

Esther Purwari Menyulap Sampah Menjadi Gaya dengan Zero Waste Fashion. Foto: LPP RRI

SURABAYA (HK) — Dengan keahlian jahitnya, Esther Purwari dari Nina Sibori memperkenalkan dunia fashion berbahan baku daun-daunan.

Proyek ini dimulai dari Sibori pewarna alam, dan Esther mengembangkan konsepnya dengan teknik ecoprint, yang tetap mengandalkan pewarna alami. Misi utamanya adalah mengurangi sampah tekstil yang sulit terurai.

“Jadi awalnya dua tahun saat pandemi saya mengembangkan fashion menggunakan bahan pewarna alam jadi dengan memanfaatkan limbah daun-daun yang sudah dibuang seperti daun jarak wulung, tabebuya dan daun kenikir bahkan hingga semak-semak dan lain-lain,” ujarnya seperti yang dilansir oleh RRI.co.id pada Senin (18/9/023).

Hasil karyanya telah dipamerkan di Surabaya Kriya Galeri (SKG Merr), Siola, PKK Kota Surabaya, serta beberapa pameran lainnya. Koleksinya mencakup sepatu, topi, pasmina, syal, dan berbagai produk lainnya.

Esther juga tidak ragu untuk bereksperimen dengan bahan pewarna alami, seperti daun ketapang, hasil dari perantingan petugas taman.

“Saya itu kadang minta petugas yang potong-potong ada namanya daun Ketapang itu saya minta saya eksperimen lalu saya tetesi zat namanya Tunjung kalau bereaksi warnanya jadi hitam maka dapat digunakan pewarna,” tambahnya.

Hingga saat ini, Esther mengatakan bahwa ia belum mengalami banyak kendala karena bahan-bahan yang digunakannya mudah didapatkan, bahkan ia sudah mulai menanam beberapa sendiri untuk menghemat sumber daya.

Dalam hal pemasaran, ia tidak menemui kesulitan berarti karena selalu mengikuti tren terkini yang diminati oleh berbagai kalangan, termasuk anak muda. Harga produk-produknya juga terjangkau, berkisar antara 100 ribu hingga satu juta rupiah.

“Saya rasa zero waste fashion harus mulai digerakkan karena limbah terbesar adalah sisa-sisa kain yang sulit terurai jadi dengan cara-cara ecoprint dan pewarna alam maka dapat meminimalkan pencemaran lingkungan,” tutupnya.

Baca Lainnya

Siswa SDN 008 Sagulung Diminta untuk Implementasikan Program “7 Kebiasaan Menuju Anak Indonesia Hebat”

6 Januari 2025 - 18:14 WIB

Citra Kebun Wisata Destinasi Ramah Edukasi dan Eksportir Buah Andalan di Batam

6 Januari 2025 - 18:01 WIB

PT Pegadaian Terima Kado Istimewa Awal Tahun 2025 dari OJK , Terbitkan Izin Bulion untuk Usaha Emas

6 Januari 2025 - 17:48 WIB

Dugaan Mangkrak Proyek Rehabilitasi Rumah Detensi Imigrasi Senilai Miliaran Rupiah

3 Januari 2025 - 13:51 WIB

Mantan Gubernur Kepri Apresiasi Kinerja BP Batam Sukses Selesaikan Flyover Laksamana Ladi 

1 Januari 2025 - 17:07 WIB

Trending di BATAM