LINGGA (HK) – Tudung Manto merupakan kelengkapan pakaian bagi perempuan Melayu Lingga yang digunakan untuk menutup kepala bagi yang telah menikah.
Sebanyak 15 peserta Penekad Tudung Manto saat ini menggelar pelatihan di Gedung LAM Lingga, Daik (18/7/2023) hingga 20 hari ke depan, melalui pelatihan yang diadakan Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans).
Pelatihan tekad Tudung Manto ini juga pernah dilakukan Disnakertrans pada tahun lalu, 2022 Silam, tercatat ada 50 peserta tekad yang mengikuti pelatihan.
Sabirin menjelaskan, bahwa pelatihan ini merupakan bentuk kerja sama yang baik, antara Disnakertrans dengan Dewan Kerajinan Nasional Daerah atau Dekranasda Kabupaten Lingga.
“Setelah kami latih para pengrajin ini diharapkan kedepannya dapat terus berkembang dan maju. Tindak lanjut dari pelatihan ini agar dipantau dan tidak terhenti sampai disini,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Untuk diketahui, Bupati Lingga, Muhammad Nizar bakal mengejar target 100 orang pengrajin Tudung Manto di Kabupaten Lingga. sekaliguS untuk mencetak Rekor MURI dengan penggunaan tudung manto secara massal.
Tudung Manto sendiri telah dikenal banyak kalangan luar, dengan Pesanan yang terus bertambah. Tudung manto juga telah ditetapkan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) maupun Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) milik Lingga ini.
Apalagi, pesanan yang datang saat ini tak hanya dari lokal daerah Lingga saja, tapi sudah sampai luar daerah bahkan dari mancanegara.
Sayangnya, banyaknya jumlah pesanan itu tidak dibarengi dengan ketersediaan jumlah pengrajin penutup kain kepala wanita khas Lingga tersebut.
Beberapa pengrajin yang sudah dilatih juga mengaku, bahwa telah membuat pesanan, baik untuk orang lain maupun pribadi.