TANJUNGPINANG (HK) — Suhu panas yang saat ini melanda Kota Tanjungpinang dan Bintan, berpotensi menimbulkan titik panas yang bisa menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Dalam beberapa hari terakhir, suhu di Ibu Kota Provinsi Kepri, Kota Tanjungpinang terasa sangat panas. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang menyebut kondisi ini terjadi karena dampak dari fenomena El Nino.
Menurut Prakirawan BMKG Tanjungpinang, Khailid Fikri, suhu panas di wilayah Pulau Bintan diprediksi masih akan terjadi hingga beberapa hari kedepan.
Kondisi tersebut diperparah lagi dengan angin yang cenderung masih menguat, karena masuk angin peralihan dari selatan ke utara.
Kondisi itu juga, jelas dia, berpotensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan. Seperti di Kota Tanjungpinang terdapat beberapa titik api. Namun, sebagian besar terjadinya Karhutla di wilayah Bintan.
“Suhu di wilayah Tanjungpinang dan Bintan berkisar 25 hingga 33 derajat celcius. Kondisi ini akan berlangsung hingga seminggu kedepan,” katanya kemarin.
Jka muncul titik panas di lahan dan hutan dikhawatirkan lanjutnya akan cepat membesar dan menjalar hingga menyebabkan kebakaran makin meluas.
Meski demikian, jelasnya, hujan lokal dibeberapa wilayah masih berpotensi terjadi siang hari. Diperkirakan besok hujan berpotensi akan terjadi.
Ia menambahkan, meski dempaknya kecil dibandingkan wilayah Pulau Jawa dan Sumatera, namun cuaca panas di Kepri cukup terasa. Bahkan, diprediksi El Nino masih menguat hingga awal November mendatang.
Namun demikian, beruntungnya wilayah Kepri tidak mengenal musim kemarau berkepanjangan. Sebab, meskipun dilanda cuaca panas, di Kepri masih akan turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
“Kepri ini tidak mengenal musim kemarau. Karena, cendrung ada hujan paling tidak bersifat lokal,” katanya. (got/eza)