BATAM (HK) — Hoaks, kiranya menjadi hal dalam sebuah masalah umum yang harus dihindari, pada zaman modern. Apalagi menjelang Pesta Demokrasi pada Pemilu Serentak Tahun 2024, mendatang.
Saat ini mengingat banyaknya oknum yang telah menyebarkan informasi atau berita bohong pada masyarakat dalam berbagai maksud serta tujuan.
Meskipun, langkah kampanye anti-hoaks sudah tersebar dimana-mana akan tetapi dilapisan masyarakat, masih terkelabui akan informasi hoaks. Hal ini disebabkan karena, masyarakat masih sulit di dalam membedakan jenis-jenis hoak. Khususnya menjelang tahun-tahun politik di 2024.
Untuk itu, Kepolisan Daerah Provinsi Kepri (Polda Kepri), bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Kepri menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan mengusung tema, “Optimalisasi Informasi Publik Menciptakan Situasi Aman, dan Terbebas dari Berita Hoax, menjelang Pemilu Tahun 2024” di Asialink Hotel, Pelita, Batam, Rabu (11/10/2023) pagi.
Hadir pada kesempatan itu, Kabidhumas Polda Kepri Kombes Pol. Zahwani Pandra Arsyad, SH, M.Si, Dirintelkam Polda Kepri Kombes Pol Mochamad Rodjak Sulaeli di wakili Wadir Intelkam Polda Kepri, AKBP Pol Wawan Irawan SIK dan Kabid Kominfo Pemprov Kepri, Fetrosia Indria Putra dan Kasubdit V Krimsus Polda Kepri, AKBP Hendry Andra Sibarani Saik, serta Ketua PWI Kepri Candra Ibrahim, dengan moderator, Richard Nainggolan.
Pada momentum itu Wadirintelkam Polda Kepri, AKBP Wawan Irawan, menjelaskan bahwa, kegiatan tersebut bertujuan untuk menyukseskan pemilu 2024 guna menjaga kamtibmas di Provinsi Kepri.
“Dimana, dunia saat ini sudah memasuki era baru dimana informasi menjadi salah satu arus utama dalam peradaban dunia. Kondisi inipun, secara tidak langsung dan lambatlaun membentuk pola masyarakat. Sehingganya, informasi itu menjadi suatu komoditas utama di masyarakat,” ungkap AKBP Wawan Irawan.
Meningkatnya satu informasi, imbuhnya, ternyata tak selalu berefek positif bagi masyarakat. Dan salah satunya adalah, maraknya informasi bohong atau hoaks yang secara sadar ataupun tidak, sudah menjangkiti dalam ranah dunia maya.
“Maka, warga bukan hanya tertipu dengan kabar bohong, dan fenomena hoak, tetapi juga berimplikasi pada memunculkannya konflik horizontal,” jelas Wawan Irawan.
Oleh karenanya, tambah Wawan, Hoaks kini menjadi salah satu ‘penyakit utama’ dari efek dunia maya yang penetrasinya dari waktu ke waktu, meningkat seiiring aktifnya penggunaan internet dan media sosial itu sendiri.
Menjelang pemilu 2024 ini, berita hoaks kini sudah tidak bisa dipisahkan. Bahkan kecendrungannya bukan hanya terjadi di Indonesia, akan tetapi juga di berbagai negara.
“Oleh karena itu, kegiatan Focus Group Discussion ini, tentu sangat penting guna bersama-sama berpartisipasi, ikut serta menyatukan persepsi, di dalam menjaga kamtibmas yang aman, nyaman dan tetap damai. Khususnya menjelang pemilu 2024 mendatang,” tegasnya.
Hoax Tertinggi Masalah Sara dan Sosial Politik
Senada itu juga diungkapkan Kabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad, SH, M.Si yang menyebutkan bahwa ‘Berita Hoax diciptakan oleh orang pintar tetapi Jahat. Dengan disebarluaskan oleh orang baik tapi bodoh’.
Untuk itu, di edukasi kepada masyarakat akan bahaya penyebaran hoak ini sangat penting. Mengingat, Hoaks ini bertujuan untuk membuat opini, menggiring sebuah opini, dan membentuk opini, hingga untuk bersenang-senang, menguji kecerdasan dan kecermatan pengguna media sosial.
Oleh kerena itu, pihaknya juga meminta kepada awak media, untuk bisa menjadi garda terdepan sekaligus menjadi agen pemutus hoak dan berita bohong melalui memberitakan hal-hal yang mengedukasi beserta memberikan pencerahan kepada masyarakat. “Terlebih lagi dalam momen tahun politik saat ini,” sebut Kombes Pol. Zahwani Pandra Arsyad.
“Maka, masyarakat harus dibimbing untuk menjadi sosok yang bijaksana dan cerdas dalam bermedia sosial. Sehingganya bisa terhindar sebagai korban hoak. Sehingga, di masyarakat jangan mudah terpengaruh oleh berita-berita yang tidak jelas untuk kebenarannya. Sebelum menyebar berita, maka cari tahu dululah kebenaranya. Jadi kritis, bangunlah literasi digital. Smartlah menggunakan media sosial dan Saringlah sebelum disharing,” tegasnya. (Nov).