BATAM (HK) — Dinas Kesehatan Batam mencatat 1.149 orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Kota Batam hingga Juni 2024. Dari jumlah tersebut, 34 orang masih dipasung.
“Kasus ODGJ terbanyak ditangani oleh Puskesmas Sungai Langkai di Sagulung, dengan 123 kasus. Puskesmas Baloi Permai mengikuti dengan 104 kasus, disusul Puskesmas Pancur dengan 89 kasus, dan Puskesmas Batuaji dengan 87 kasus” ujarn Kepala Dinas Kesehatan Batam, Didi Kusmarjadi pada Jumat (8/8/2024).
Didi mengatakan ODGJ yang dipasung saat ini dirawat di Pusat Rehabilitasi Al Fateh, Kecamatan Nongsa. Mereka menjalani pengobatan rutin di puskesmas setempat dan mendapatkan kunjungan dari dokter spesialis kejiwaan.
Untuk ODGJ yang tidak dipasung, pengobatan tersedia di beberapa rumah sakit di Batam, seperti RS Soedarsono Darmosoewito, RSUD Embung Fatimah, dan RSBP Batam. Penanganan kasus berat dilakukan dengan merinci menggunakan kode diagnostik ICD-10.
Dinas Kesehatan Batam telah menyiapkan petugas kesehatan jiwa untuk deteksi dan penanganan ODGJ secara rutin. Upaya ini mencakup deteksi dini dan pencarian pasien ODGJ. Edukasi juga dilakukan di sekolah-sekolah untuk mengidentifikasi gangguan mental sejak dini.
“Jumlah ODGJ di Batam menunjukkan penurunan dari 1.505 kasus pada tahun 2023 menjadi 1.149 kasus pada tahun ini. Faktor utama pemicu gangguan jiwa diidentifikasi sebagai masalah ekonomi dan sosial” tambahnya.
RSUD Embung Fatimah Batam melaporkan penanganan sekitar 50 pasien gangguan mental setiap hari, baik rawat jalan maupun rawat inap. Dua dokter spesialis kejiwaan selalu siaga untuk menangani kasus-kasus ini.
Dinkes Batam berharap dengan upaya-upaya yang dilakukan, penanganan ODGJ dapat semakin efektif dan mempercepat pemulihan pasien. (cw03)