TANJUNGPINANG (HK) — Sulitnya mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar di sejumlah SPBU di Kota Tanjungpinang selama sepekan ini, banyak dikeluhkan oleh agen transportasi bus perjalanan wisata di daerah setempat.
Hal itu membuat para sopir-sopir bus mengadukan masalah tersebut ke Ketua Forum Pariwisata Tanjungpinang, Sapril Sembiring.
“Para sopir ini menuntut agar Pemkot Tanjungpinang membuat aturan penggunaan kartu kendali BBM yang jujur, serta meminta pihak pengelola SPBU untuk tidak bermain curang. Sehingga tidak merugikan aktivitas pariwisata saat ini,” jelas Sapril Sembiring, pada Rabu (24/7/2024).
Lanjut Sapril, karena permasalahan sulitnya mendapatkan solar diseluruh SPBU di Tanjungpinang, setiap harinya terjadi.
“Setiap hari bus pariwisata ini harus mengantre layaknya kendaraan roda empat lainnya. Saat antrean panjang, tiba-tiba pihak pengelola SPBU mengumumkan bahwa BBM sudah habis. Hal ini tidak hanya terjadi di satu tempat saja, melainkan di SPBU lainnya,” katanya.
Menurutnya, hal itu disebabkan karena tidak tegasnya pengaturan kartu kendali BBM solar yang dikeluarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Tanjungpinang. Jika permasalahan ini tidak cepat disikapi, maka aktivitas pariwisata di Pulau Bintan terancam gulung tikar.
“Karena kejadian ini bukan sekali dua kali, hampir setiap hari sepanjang sebulan ini. Kami sudah hampir sering dapat komplenan tamu. Tamu-tamu mana mau berikan toleransi soal BBM habis, atau masalah lainnya seperti yang kami alami setiap hari saat ini. Herannya kemana pengawasan Pemda,” ungkap Sapril.
Sapril menyebutkan, menyikapi ini harusnya pemerintah membuat pengaturan jamnya, semisal memang minyak itu ada, dan ini hanya masalah teknis di lapangan saja.
Sementara itu, Kadisperindag Kota Tanjungpinang Riany mengatakan, kelangkaan BBM solar tersebut lantaran masih ada pihak yang mendapat solar kuota per harinya melebihi dari yang ditentukan.
Iapun tidak menampik bahwa ada pihak pemegang kartu kendali Brizzi yang sengaja memanfaatkan momen ini.
“Masih ada pihak pihak yang mendapat solar ini melebihi kuota. Solusi cepat, kita sekarang sedang proses penggunaan dengan kartu baru sehingga tidak bisa lagi konsumen mendapatkan solar subsidi melebihi kuota yang sudah ditentukan,” tutup Riany. (per).