BATAM (HK) – Suasana kebersamaan terasa hangat dalam Rapat Paripurna DPRD Batam, Rabu (18/12/2024), yang digelar untuk memperingati Hari Jadi Batam (HJB) ke-195.
Tradisi pemotongan Nasi Besarini menjadi simbol kebudayaan Melayu yang terus dilestarikan dan mengingatkan akan nilai-nilai luhur yang harus dijaga.
Meskipun disebut Nasi Besar, hidangan ini sebenarnya adalah pulut kuning atau ketan yang dimasak dengan kunyit. Pulut kuning dibentuk menyerupai bukit kecil, dihias dengan bunga telur, dan diletakkan di atas dulang berkaki bernama pahar, mencerminkan kehalusan budi pekerti masyarakat Melayu.
“Nasi Besar ini adalah simbol kebudayaan Melayu. Tantangan ke depan tidak mudah, tetapi komitmen bersama dapat membawa Batam ke arah yang lebih baik,” ujar Ketua DPRD Batam, Muhammad Kamaluddin.
Potongan pertama Nasi Besar dilakukan oleh Ketua DPRD Batam dan diberikan kepada Wali Kota Batam Muhammad Rudi. Potongan kedua diserahkan kepada Wakil Wali Kota Amsakar Achmad, disusul potongan ketiga kepada Ketua LAM Batam YM H Raja Muhammad Amin, dan terakhir kepada Zuriat Nong Isa sebagai penghormatan kepada leluhur.
Dalam pidatonya, Wali Kota Muhammad Rudi menyampaikan permohonan maaf jika pembangunan Batam belum maksimal. Ia mengajak semua pihak untuk bersinergi demi mewujudkan visi Batam Emas 2045 sebagai kota berbudaya dan berkelanjutan.
“Mari kita bersama-sama mendukung terwujudnya Batam Emas 2045,” kata Rudi dengan suara penuh emosi.
Acara ditutup dengan ajakan Ketua DPRD untuk mendoakan almarhum Nyat Kadir, tokoh yang berjasa besar dalam pembangunan Batam. Tradisi Nasi Besar ini menjadi simbol harapan kebersamaan dan semangat untuk memajukan Batam di masa depan. (ika)