Menu

Mode Gelap
Peringati Hari Nusantara, DPC HNSI Kepulauan Anambas Bagikan Makanan Bergizi Gratis di SDN 004 Genting AWe Hentikan Gugatan Ke MK, Nizar-Novrizal Sah Pemenang Pilkada Lingga 2024 Laksanakan Arahan Presiden, Kepala BP Batam Efisiensikan Anggaran 2025 Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, BP Batam Prioritaskan Pengembangan Kawasan Strategis DKP Kepri – Traveloka dan CARE Indonesia Proteksi Ekosistem Mangrove di Pulau Bintan Melalui Pemberdayaan Kelompok Perempuan Pria Lansia Ditemukan Tewas di Bengkel Alat Berat di Kijang Bintan

NATUNA

Basarnas Imbau Masyarakat Natuna Waspadai Cuaca Ekstrem

badge-check

NATUNA (HK) – Kantor Pencarian dan Pertolongan (KPP), Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), mengimbau seluruh masyarakat agar lebih mewaspadai cuaca ekstrem, di wilayah kerjanya.

Begitu juga terhadap Kabupaten Kepulauan Anambas (KKA), untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang berpotensi terjadi. Terutama bagi masyarakat nelayan yang tinggal dekat dengan wilayah perairan.

Kepala KPP Natuna, Abdul Rahman dikonfirmasi mengatakan bahwa, kedua wilayah itu tak lama lagi memasuki musim utara, yang ditandai oleh angin yang berhembus dari arah timur dan diperkirakan akan terjadi selama empat bulan. Yakni di Bulan November hingga Bulan Februari 2025.

“Angin akan berhembus sangat kencang, hingga mencapai 15 hingga30 knot. Sehingganya akan berpotensi menyebabkan gelombang tinggi hingga 3 meter,” ungkap Abdul Rahman, Selasa (19/11/2024).

Karena itu, imbuhnya, kami mengimbau seluruh masyarakat, baik itu nelayan maupun penggunaan transportasi laut di Kabupaten Natuna, dan Kabupaten Kepulauan Anambas, untuk memperhatikan kondisi cuaca ekstrem yang mulai terjadi.

Menurut Kepala KPP Natuna yang wilayah kerjanya hingga ke Anambas ini, transportasi laut wajib waspada, sebab gelombang tinggi bisa membahayakan nyawa.

Dia menyebut pengguna dan pemilik transportasi laut harus senantiasa melihat prakiraan cuaca sebelum beraktivitas, guna meminimalisasi dampak buruk yang akan terjadi. “Hati-hati dalam melakukan aktivitas dan selalu update prakiraan cuaca,” ujar Abdul Rahman.

Selain di laut, terangnya, musim utara juga bisa menyebabkan bencana di darat, baik berdampak banjir, hingga tanah longsor. Hal demikian, ujarnya, diduga akibat intensitas hujan yang makin tinggi.

“Masyarakat bisa menghubungi layanan informasi, berikut telepon 0770-773321108 whatsapp 082283907707, Emergency Call : Bebas pulsa (115), E-mail : [email protected] atau [email protected] terkait layanan SAR,” ucap dia.

Terpisah, Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Natuna, Asrul Saparuddin mengatakan, kondisi cuaca di Natuna selama sepekan ke depan berpotensi mengalami curah hujan yang cukup tinggi. Kondisi demikian, jelasnya, disebabkan adanya pertumbuhan awan hujan yang signifikan.

“Hal ini di pengaruhi oleh adanya daerah sirkulasi siklon di selatan Natuna dan daerah pertemuan angin di lapisan atas yang memanjang di perairan laut Natuna masih dapat terbentuk,” kata Asrul.

Asrul juga menerangkan musim utara merupakan istilah yang kerap digunakan masyarakat Natuna. Kondisi ini kata dia, dikenal dengan monsun barat atau monsun Asia.

“Muson Asia memang belum aktif sepenuhnya, tetapi ini awal memasuki fase itu. Fase awal ini di wilayah Natuna di dominasi angin timuran, dan disertai peningkatan curah hujan,” paparnya.

Menurut dia, kondisi demikian diperkirakan terjadi hingga Desember. “Potensi angin dan gelombang laut masih tidak stabil, dalam kondisi tertentu terjadi kecepatan angin dan tinggi gelombang laut, namun tetap di dominasi dengan curah hujan yang sering terjadi,” ujar dia.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Maritim Natuna menegaskan, bulan November dan Desember merupakan puncak tertinggi curah hujan di wilayah Natuna secara umum. Kondisi demikian, sebutnya, bisa menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, gelombang laut yang tinggi.

Oleh karena itu dia mengimbau masyarakat untuk mengantisipasinya terutama di daerah yang rawan bencana.

“Lakukan mitigasi bencana secara mandiri seperti membersihkan selokan atau parit di lingkungan sekitar, menebang pohon yang sudah besar dan tua, dan menghindari daerah yang rawan terjadinya bencana serta tetap pantau perkembangan kondisi cuaca dari BMKG,” tukas Asrul. (ant)

Baca Lainnya

Perusahaan Tambang Pembayar Pajak Daerah Natuna Bertambah

2 Desember 2024 - 15:50 WIB

Nelayan Sedanau Amankan Kapal Penangkap Cumi, Pemkab Natuna Ambil Langkah Cepat

2 Desember 2024 - 13:55 WIB

Cen Sui Lan – Jarmin Menang Pilkada Natuna 2024, Menyatukan yang Terpisah Segera Dilaksanakan

28 November 2024 - 11:03 WIB

Kapolres Natuna Pastikan Pilkada Natuna 2024 Berjalan Aman dan Lancar

27 November 2024 - 14:30 WIB

Bupati Natuna Pastikan Program Seragam Gratis Siswa Baru Berjalan Tahun Depan

25 November 2024 - 16:13 WIB

Trending di NATUNA