Menu

Mode Gelap
Pemkab Lingga Tetapkan Desa Kelumu Sebagai Kampung Reforma Agraria 2024 MAN 2 Batam Sabet Juara 3 di Turnamen Futsal Istana Sport Cup 2024 KUA Sekupang dan LAZ Batam Gelar Workshop dan Salurkan Bantuan untuk Pemberdayaan Ekonomi Wanita di Bintan Utara Nyaris jadi Korban Pemerkosaan Pria Tetangga DKP Kepri – Traveloka dan CARE Indonesia Proteksi Ekosistem Mangrove di Pulau Bintan Melalui Pemberdayaan Kelompok Perempuan BP Batam Raih Prestasi Sangat Baik, Indeks Perencanaan Pembangunan Nasional

NATUNA

Guna Jaga Kelestarian Ekosistem Laut, Pemkab Natuna Tanam 600 Terumbu Karang di Lokasi Geosite

badge-check


					Proses mengikatan bibit terumbu karang ke semen untuk ditanam dalam laut (Ist). Perbesar

Proses mengikatan bibit terumbu karang ke semen untuk ditanam dalam laut (Ist).

NATUNA (HK) – Guna menjaga kelestarian ekosistem perairan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, Kepulauan Riau, menanam 600 terumbu karang di lokasi Geosite Tanjung Datuk, sebagai bentuk kepedulian terhadap alam dan lingkungan.

Pasalnya, sebagian terumbu karang di wilayah setempat rusak. Diduga akibat penggunaan alat tangkap atau jaring ikan yang tidak ramah lingkungan, terutama untuk menangkap ikan.

“Kegiatannya semalam (5/11/2023), proses penanaman lumayan lama dan cukup rumit. Maka, kita selesai menanam 600 terumbu karang di lokasi Geosite Tanjung Datuk, sekitar pukul 6 WIB sore,” kata Harmidi, Kepala Bidang (Kabid), Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Kabupaten Natuna, Rabu (7/11/2024).

Ia menerangkan, sebagian terumbu karang di wilayah setempat rusak, diduga akibat penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan untuk menangkap ikan.

“Ada dugaan ini akibat oknum yang mengambil ikan dengan cara membius dan menggunakan potasium,” sebut Harmidi.

Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup DLH Natuna ini menjelaskan, dampak dan akibat penggunaan alat tangkap yang tak ramah lingkungan itu, tidak dirasakan saat itu juga. “Yakni, melainkan jangka panjang,” paparnya.

Ia menjelaskan, penggunaan bius mengakibatkan karang mati dan rapuh. Kondisi demikian berdampak pada berkurangnya biota laut yang tinggal di sana sebab terumbu karang merupakan tempat tinggal dan lokasi makhluk hidup mencari makan.

“Coba kita lihat di Pantai Piwang, dulu untuk mencari ikan kita tidak perlu jauh-jauh. Tetapi sekarang, harus jauh ke tengah laut,” ucap Harmidi, menyebutkan.

Ia juga menyampaikan, karang yang ditanam berasal dari wilayah setempat, dan media yang digunakan yakni semen yang sudah dicetak dengan besi. “Semen yang terdapat besi itu kita tancapkan ke pasir, karangnya kita ikat di semen itu,” ucap dia.

Ia pun menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan kegiatan serupa di geosite lainnya. “Kita lagi menjadwalkan penanaman di Geosite Pulau Setanau. Karena, terumbu karang disana juga mengalami kerusakan yang sama, akibat ulah oknum oknum yang tidak bertanggungjawab,” ucap Kabid DHL ini. (ant)

Baca Lainnya

Perusahaan Tambang Pembayar Pajak Daerah Natuna Bertambah

2 Desember 2024 - 15:50 WIB

Nelayan Sedanau Amankan Kapal Penangkap Cumi, Pemkab Natuna Ambil Langkah Cepat

2 Desember 2024 - 13:55 WIB

Cen Sui Lan – Jarmin Menang Pilkada Natuna 2024, Menyatukan yang Terpisah Segera Dilaksanakan

28 November 2024 - 11:03 WIB

Kapolres Natuna Pastikan Pilkada Natuna 2024 Berjalan Aman dan Lancar

27 November 2024 - 14:30 WIB

Bupati Natuna Pastikan Program Seragam Gratis Siswa Baru Berjalan Tahun Depan

25 November 2024 - 16:13 WIB

Trending di NATUNA