Menu

Mode Gelap
Peringati Hari Nusantara, DPC HNSI Kepulauan Anambas Bagikan Makanan Bergizi Gratis di SDN 004 Genting AWe Hentikan Gugatan Ke MK, Nizar-Novrizal Sah Pemenang Pilkada Lingga 2024 Laksanakan Arahan Presiden, Kepala BP Batam Efisiensikan Anggaran 2025 Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, BP Batam Prioritaskan Pengembangan Kawasan Strategis DKP Kepri – Traveloka dan CARE Indonesia Proteksi Ekosistem Mangrove di Pulau Bintan Melalui Pemberdayaan Kelompok Perempuan Pria Lansia Ditemukan Tewas di Bengkel Alat Berat di Kijang Bintan

BATAM

Kesulitan “BBM” Jadi Tantangan Hidup Nelayan di Tanjung Colem

badge-check


					Cahayu, istri seorang nelayan Tanjung Colen
Foto:Atika/HarianHaluanKepri Perbesar

Cahayu, istri seorang nelayan Tanjung Colen Foto:Atika/HarianHaluanKepri

BATAM (HK) – Cahayu, istri seorang nelayan di Tanjung Colem, Barelang, mengungkapkan betapa sulitnya perjuangan mereka untuk mendapatkan minyak, yang menjadi kebutuhan utama agar suaminya bisa melaut.

Di desanya, tidak ada penjual minyak, sehingga ia harus berusaha keras, berlayar jauh hingga ke Tanjung Gertang demi mendapatkan bahan bakar.

“Di Tanjung Colem tidak ada yang jual minyak. Jadi, setiap kali suami mau melaut, saya harus mencari minyak sampai ke Tanjung Gertang. Kalau di sana tidak ada, saya terpaksa mencarinya lebih jauh lagi, sampai ke Jembatan Empat,” ujar Cahayu, Senin (30/9/2024).

Suaminya, yang merupakan tulang punggung keluarga, membutuhkan sekitar 10 liter minyak per hari, dengan harga mencapai Rp 130 ribu.

Namun, penghasilan dari melaut tidak selalu mencukupi. Ikan-ikan seperti dengkis yang mereka tangkap hanya dihargai Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per kilogram, membuat penghasilan mereka kerap kali tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

“Kalau pemerintah peduli, tolong bantu nelayan di sini. Kami butuh alat tangkap yang lebih layak. Banyak nelayan di kampung ini yang masih kekurangan peralatan,” tambah Cahayu.

Setiap hari, suaminya melaut dari pagi hingga malam, mulai pukul 07.00 hingga 22.00, berjuang keras demi mencukupi kebutuhan keluarga.

Penghasilan dari menangkap ikan berkisar antara Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu per hari, tergantung kondisi cuaca dan hasil tangkapan.

Cahayu juga mengungkapkan, jika anak-anak mereka tidak bisa ikut membantu, ia sendiri turun tangan menggantikan, ikut berjuang bersama suaminya di laut untuk memenuhi kebutuhan keluarga. (cw02)

Baca Lainnya

Peringati Hari Nusantara, DPC HNSI Kepulauan Anambas Bagikan Makanan Bergizi Gratis di SDN 004 Genting

12 Desember 2024 - 16:00 WIB

Laksanakan Arahan Presiden, Kepala BP Batam Efisiensikan Anggaran 2025

12 Desember 2024 - 14:41 WIB

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, BP Batam Prioritaskan Pengembangan Kawasan Strategis

12 Desember 2024 - 14:37 WIB

MAN 2 Batam Sabet Juara 3 di Turnamen Futsal Istana Sport Cup 2024

11 Desember 2024 - 15:53 WIB

Komisi I DPRD Batam Bakal Gelar RDP Terkait Sengketa di Teluk Bakau

11 Desember 2024 - 15:23 WIB

Trending di BATAM