TANJUNGPINANG (HK) – Kota Tanjungpinang kini menghadapi krisis bahan bakar minyak (BBM) yang semakin serius, terutama jenis pertalite. Hal ini tentunya memicu keresahan di tengah masyarakat.
Antrean panjang kendaraan terlihat di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), terutama di SPBU kilometer 10 dan km 9 tempat para pengendara terpaksa menunggu berjam-jam demi mendapatkan pertalite.
Seorang pengendara yang sedang mengantre, namun memilih tidak disebutkan namanya, menyatakan kegelisahannya.
“Sudah lama menunggu, tapi belum juga dapat. Sekarang cari pertalite susah sekali,” keluhnya, menggambarkan kondisi yang semakin memprihatinkan, Minggu (8/9/2024).
Salah seorang pengendara Sutris juga mengeluhkan antrean panjang untuk mengisi BBM jenis pertalite.
“Hampir di semua SPBU mangalami hal yang sama, antrean dimana-mana. Kita berharap kepada pemerintah daerah agar mengambil langkah upaya yang cepat untuk mengatasi hal ini,” imbuhnya.
Tidak hanya pengendara, para pedagang bahan bakar eceran juga merasakan dampaknya.
Usaha mereka terhenti akibat kekosongan stok. “Minyak langka, SPBU kehabisan semua. Usaha kami jadi tersendat,” ungkap seorang pedagang yang terdampak.
Situasi ini memicu munculnya berbagai spekulasi. Beberapa warga menduga bahwa kelangkaan ini mungkin sengaja diciptakan demi memuluskan rencana kenaikan harga bahan bakar.
Dugaan tersebut diperkuat oleh kenyataan bahwa hampir seluruh SPBU di Tanjungpinang mengalami kelangkaan serupa.
Krisis bahan bakar ini diprediksi akan berdampak lebih luas jika tidak segera ditangani.
Aktivitas ekonomi di Tanjungpinang terancam terganggu, sementara masyarakat terus berharap agar permasalahan ini segera diselesaikan demi kelangsungan kehidupan sehari-hari. (tjn/eza)