BATAM (HK) – Senri Pandiangan, seorang ibu yang bekerja sebagai pekerja rongsokan keliling untuk mencari botol dan kardus yang bisa dijual kembali, kini merasakan duka mendalam setelah kehilangan anaknya yang paling baik.
Senri menjelaskan bahwa dia telah bekerja sebagai brongsok sejak anak-anaknya masih kecil. Ia memiliki tiga anak laki-laki.
Anak pertamanya kini sedang kuliah di Universitas Riau Kepulauan sambil bekerja, meskipun sesekali masih meminta uang kepada orang tuanya untuk membeli minyak motor.
“Anak yang ke dua sekolah di SMK Teladan jadi saya memutuskan berhenti bekerja brongsok. Saya bekerja di PT Plastik (pabrik plastik,” ujarnya pada hari Senin (5/8).
Anak ketiga Senri saat ini bersekolah di SMK Hang Nadim. Namun, Senri terpaksa berhenti bekerja di PT Plastik setelah anak keduanya meninggal dunia karena sakit gigi.
Kepergian anaknya membuat Senri kesulitan, terutama karena tidak ada yang bisa mengantar jemputnya dan kendaraan satu-satunya digunakan oleh suaminya yang bekerja serabutan. Gaji suami Senri tidak mencukupi, sehingga Senri memutuskan untuk kembali bekerja sebagai brongsok.
“Anak kedua saya adalah anak yang paling baik, patuh kepada orang tua, dan selalu melakukan apa yang diperintahkan dengan cepat. Ia sangat berbeda dibandingkan dengan saudara-saudaranya,” jelasnya.
Ia merasa kehilangan yang mendalam karena anaknya yang paling baik, yang selalu bersikap lembut dan tidak pernah berbicara kasar.
“Ketika saya bekerja, saya selalu menangis mengingat anak saya yang telah meninggal,” tambah Senri. (cw01)