NATUNA (HK) — Pemerintah Kabupaten Natuna melalui Dinas Pariwisata menggelar Pelatihan Pemandu Wisata Budaya (Museum) selama tiga hari.
Pelatihan dengan tujuan peningkatan profesionalisme dan kualitas pelayanan pemadu wisata kepada wisatawan ini dibuka oleh Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda di Natuna Hotel pada Rabu (24/07/2024).
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Natuna menyebutkan bahwa terkadang banyak pelatihan yang dilaksanakan berakhir dengan sia-sia.
“Kita sering melaksanakan pelatihan namun setelah pelatihan itu berakhir seakan semuanya juga usai, padahal seharusnya pelatihan ini ditujukan untuk peningkatan kapasitas, hal ini terkadang karena para penerima ilmu pelatihan adalah orang-orang yang tidak memiliki hobi di bidang tersebut sehingga setelah pelatihan selesai maka ilmu tersebut juga selesai begitu saja,” ungkap Wabup Rodhial.
Untuk itu, Wabup meminta dan berpesan kepada seluruh peserta yang mengikuti pelatihan agar dapat menyatukan mainset dengan tujuan utama dari pelatihan yang diberikan.
“Meski nanti tidak semua peserta ini akan menjadi pemandu wisata museum tapi setidaknya ilmu yang hari ini diberikan oleh para narasumber bisa disimpan untuk diri sendiri,” imbuhnya.
Ia juga mengajak seluruh peserta dapat bersama-sama untuk meningkatkan kemajuan pariwisata Kabupaten Natuna dengan meningkatkan peran-peran aktif.
“Semoga ilmu yang diberikan nanti bisa dipraktekkan di lapangan dan semoga kegiatan berjalan dengan baik,” tutupnya.
Sementara Kepala Bidang Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna, Wan Andriko menyampaikan tugas pemandu wisata selain memberikan penjelasan terkait dengan daya tarik ataupun atraksi yang disediakan juga dapat sebagai sumber informasi bagi wisatawan terutama terkait dengan even-event penunjang di museum.
“Lingkup pekerjaan pemandu wisata di museum tidaklah berbeda jika dibandingkan pemandu wisata secara umum,” sebutnya.
Meskipun demikian, Wan Andriko menyebutkan bahwa untuk menjadi pemandu wisata budaya (Museum) diperlukan kemampuan berkomunikasi yang baik, standar presentasi personal yang prima serta penguasaan materi yang akan disampaikan. Kemampuan tersebut dapat diperoleh dari jam terbang dan proses belajar.
Lebih lanjut, dirinya menjelaskan Kegiatan akan di laksanakan selama 3 hari dengan jumlah peserta sebanyak 40 orang yang terdiri dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Komunitas-komunitas pendukung wisata dan kelompok sadar wisata.
“Untuk Narsum kita akan menghadirkan dari Himpunan Pramuwisata Indonesia Kepri dan dari Museum Sri Serindit Kabupaten Natuna,” tutupnya. (fat).