BATAM (HK) — Fenomena “Borong Partai” masih terus menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat jelang Pilwako Batam 2024 mendatang.
Banyak pihak menyayangkan jika skenario tersebut memang bertujuan untuk menjegal langkah kandidat lainnya yang memiliki banyak pendukung di Kota Batam.
Praktisi sekaligus akademisi senior di Provinsi Kepri, Joni Ahmad pun ikut buka suara terkait kondisi ini.
Apabila benar terjadi, kata Joni, maka langkah untuk memborong dukungan partai politik telah mencederai demokrasi di Batam.
“Ini akan menjadi preseden buruk bagi demokrasi. Berdasarkan penilaian dari sistem demokrasi serta semangat reformasi pun tentulah merupakan cara berdemokrasi yang tidak sehat dan tidak bermartabat,” ujar Joni, Jumat (12/7/2024).
Di samping itu, Joni melihat jika strategi “Borong Partai” belum tentu menjamin pasangan calon tertentu untuk menang.
“Ini kembali kepada dukungan masyarakat. Jangan sampai langkah ini justru mengebiri hak politik masyarakat hanya untuk memuaskan kepentingan para elite partai,” tegasnya lagi.
Di samping itu, Joni juga mendesak agar para pimpinan partai politik di daerah untuk membuka mata terkait kondisi hari ini.
Ia berharap agar terbuka peluang untuk tidak melawan kotak kosong pada Pilwako Batam nanti.
“Mari kita sama-sama melihat sikap dari beberapa partai yang saat ini masih menunggu. Ini tugas kita bersama untuk mengawal demokrasi,” pungkasnya. (*)