NATUNA (HK) — Memasuki masa penerimaan murid baru Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Natuna disebut mengalami dilema.
Kondisi serba salah itu dinyatakan terjadi karena adanya beberapa faktor yang membuat semua pihak terkait merasa kepayahan.
Supar, seorang wali murid asal Kelurahan Ranai, Kecamatan Bunguran Timur mengaku kawatir anaknya tidak bisa diterima di sekolah yang dekat dari kediamannya.
Sekolah yang diakui paling dekat dari rumahnya adalah SMPN 1 Bunguran Timur. Sekolah ini tepat berada di tengah-tengah kota Ranai yang notabene sebagai Ibu Kota Kabupaten Natuna.
“Alamak, kalau anak saya tak bisa diterima di SMP 1, payah betul rasanya kami nak neyekolah anak di SMP 2 karena sekolahnya jauh,” kata Supar di Ranai, Kamis (4/7/2024).
Menurutnya, persoalan ini terjadi hanya di Ibu Kota Kabupaten Natuna, sementara di kecamatan-kecamatan lain tidak ada masalah dengen penerimaan murid baru SMP.
“Kami khawatirnya itu kemarin pas daftar, katanya yang diterima 200 murid di SMP 1, sementara orang yang daftar ada 400 orang. Macam mana itu coba kira-kira ayok. Disekolah lain tak ada yang kayak gini,” tukasnya.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, Hendra Kusuma juga mengakui adanya persoalan yang sama.
Ia menyatakan, persoalan itu terjadi karena terdapat beberapa faktor yang memicu. Diantarnya karena kurangnya jumlah sekolah SMP di wilayah Kecamatan Bunguran Timur. Jumlah sekolah SMP di Ibu Kota Kabupaten ini cuma 3 unit sekolah saja.
Ketiga SMP itu masing – masing berada di Kelurahan Ranai, Kelurahan Batu Hitam dan Desa Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timut.
“Tapi alhamdulillah tahun ini kita dapat bangun satu sekolah lagi di Kelurahan Ranai Darat. Maunya kita bangun satu lagi di Kelurahan Bandarsyah, cuma anggarannya belum terjangkau,” paparnya.
Faktor kedua berupa adanya jumlah pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi di wilayah Kecamatan Bunguran Timur, sehingga sekolah-sekolah yang ada tidak dapat dengan mudah mengakomodir seluruh calon siswa.
Kemudian faktor ketiga adalah berupa tingginya minat siswa dan orang tua untuk menyekolahkan anaknya di SMPN 1 Bunguran Timur.
Bahkan saking tingginya minta tersebut sampai-sampai calon siswa yang berasal dari luar zona juga turut membanjiri sekolah yang berada di wilayah Kelurahan Batu Hitam itu.
“Inilah hal – hal yang membuat kami payah. Tapi keadaan ini sudah jadi fokus kami, sejak beberapa hari kemarin kami sudah bahas dengan semua pihak, terasuk orang tua murid juga nanti Insya Allah kami libatkan untuk menyelesaikan persoalan ini,” tegas Hendra Kusuma.
Dikatakannya, sejauh ini terdapat beberapa opsi yang dapat dipilih untuk mengatasi persoalan tersebut.
Antara lain penetapan kuota yang tegas untuk masing-masing sekolah. Karena di Kecamatan Bunguran Timur selain adanya SMPN 1 dan SMPN 2 terdapat juga MTSN dan MTS Swasta.
Bahkan, sejauh ini SMPN 2 Bunguran Timur juga tidak pernah penuh dengan murid, ruang belajarnya masih ada yang kosong.
Kemudian opsi lainnya berupa penambahan guru di SMPN 1 Bunguran Timur supaya jadwal operasional sekolah dapat ditambah sampai sore hari.
Dan bahkan ada juga opsi merjer SMPN 2 Bunguran Timur ke SMPN 1, sehingga yang ada cuma SMPN 1, supaya semua murid diterima di satu sekolah saja. Namun opsi ini disebutnya berdampak pada penghilangan satu orang kepala sekolah.
“Tapi yang dua terakhir itu baru sekedar opsi, belum kami bahas. Dan kalaupun benar-benar buntu nanti, kemungkinan pilihan itu terpaksa kami ambil karena yang terpenting di atas semuanya ini adalah anak-anak semuanya harus dapat sekolah,” tandasnya. (fat).