BATAM (HK) — Guna mencegah gangguan dan kerusakkan mata akibat inpeksi, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (Kepri), menggelar pendidikan dan latihan (Diklat), terkait inpeksi pada mata, sebagai langkah pencegahan sejak dini.
Adapun kegiatan Diklat dokter dokter tersebut, dikemas dalam bentuk workshop dan kupasan ilmiah, selama 2 hari, tentang inpeksi dan immonologi di bidang penyakit mata, Jumat (24/5/2024), di Marriot Hotel, Harbourbay, Jodoh, Batam, dengan sejumlah narasumber.
Ketua Panitia, dr Hafizah mengatakan, kegiatan workshop dan kupasan ilmiah tentang inpeksi dan masalah pada mata tersebut, menghadirkan sejumlah Narasumber dari luar dan dalam negeri, yang diikuti oleh sebanyak 325 orang dokter mata dan spesialis mata, dari seluruh Indonesia.
“Pelatihan yang dilakukan oleh para peserta ini dengan menggunakan media mata hewan, terkait masalah penyebab mata katarak. Dengan demikian, dapat meningkatkan kemampuan para teman-teman kita selaku dokter spesialis mata dalam menangani kasus kasus infeksi immonologi ini, yang memang banyak ditemukan seluruh Indonesia. Terutama bagi rekan rekan yang bertugas di wilayah kepulauan,” kata Hafizah.
Maka, imbuhnya, bagi rekan rekan dokter mata yang bertugas di masing-masing daerah, sebagai dokter mata harus mampu menangani pasien semaksimal mungkin. Sehingga, masalah inpeksi mata ini dapat ditangani dengan baik.
Namun, imbuhnya, apabila pasilitas kesehatan rumah sakit itu tidak bisa memenuhi kebutuhan kesehatan mata pasien, maka pasien dapat dirujuk ke rumah salit yang lebih lengkap alat alat kesehatannya. “Khususnya terhadap sarana pelayanan mata,” pungkas Hafizah.
Ketua Perdami Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (Kepri), dr Nofri Suriadi mengatakan bahwa, kegiatan Diklat dan seminar tersebut, tentang sebuah upaya dalam mengatasi infeksi dan immonologi di bidang penyakit mata. Sehingga kedepannya, permasalah mata dapat diatasi dengan baik dan lebih maksimal
“Kita tau mata adalah, sebuah alat jendela dunia. Dan kita melihat belakangan ini banyak orang mengalami kerusakan mata, dan mata katarak, karena inpeksi mata, beserta segala macam permasalahannya. Sehingga, harus ada upaya untuk menyelesaikan masalah infeksi mata tersebut, sebagaimana mestinya,” kata dr Novri Suryadi.
Karena itu, ungkap dr spesialis mata ini, kita harus bisa melakukan sebuah tindakkan dan pencegahan sejak dini, sehingga pasien tidak mengalami kerusakan mata yang permanen.
“Contoh, terjadi trauma mata yang disebabkan oleh benturan. Maka, langkah utama adalah, lakukan pemeriksaan mata kepada dokter mata. Begitu juga apabila terjadi infeksi, misalnya mata merah akibat gangguan benda asing yang masuk ke mata, sehingga terjadi infeksi ringan pada kornea mata, maupun infeksi yang berat. Maka, segeralah berobat ke dokter mata,” pungkasnya.
Prof, DR, dr, Ratna Sitompul, SPM (K), sebagai salah satu Narasumber dalam kegiatan workshop dan kupasan ilmiah tentang inpeksi mata menerangkan bahwa, sering terjadi infeksi pada kornea mata, yang tidak menjadi perhatian bagi masyarakat.
“Kecederungan di masyarakat awam, kalau terjadi infeksi pada kornea mata, biasanya mereka melakukan pengobatan secara tradisional. Yakni, dengan menggunakan berbagai ramuan dan hal hal yang tidak masuk akal. Namun setelah itu, timbullah dampak dan bisa berakibat fatal pada mata,” kata Ratna.
Contohnya, ucap dokter spesialis mata ini, masyarakat melakukan pencegahan dan pengobatan sendiri, sering menggunakan air rebusan daun sirih, air susu ibu, hingga air urine sendiri.
“Namun akibatnya, karena tidak steril atau tidak higienes. Maka menyebabkan panas pada kornea mata, bahkan timbul kelain dan keburaman pada penglihatan mata. Artinya apa, bukan tambah baik, tetapi malah menjadi masalah pada mata,” ucap Prof, DR, dr, Ratna Sitompul.
Diterangkan Ratna, kerusakan mata disebabkan oleh inpeksi apa sih. Diantaranya itu disebabkan oleh beberapa faktor yang terjadi, dan ditambah oleh kelainan bawaan sejak kelahiran.
“Terjadinya kerusakan mata dan infeksi mata itu bisa terjadi karena trauma (benturan) pada mata. Contohnya, naik motor nggak pakai nggak helm atau nggak pakai kacamata pelindung. Sehingga masuk benda asing ke dalam mata, sehingga menimbulkan inpeksi pada mata. Begitu juga bila terjadi benturan benda keras pada mata, sehingga menyebabkan mata luka dalam. Maka, masalah ini harus segera ditangani oleh dokter mata,” ucap Prof Ratna.
Begitu juga terhadap petani, papar Ratna, dengan tanpa alat perlindungan mata mereka sering terkena rerumputan, ilalang, maupun daun padi padian, sehingga menyebabkan inpeksi pada mata.
“Begitu juga kepada pelaut atau nelayan, yang tidak menggunakan topi atau tidak menggunakan alat pelindung untuk mata. Biasanya juga sering menyebabkan kelainan pada mata, yang disebabkan paparan sinar matahari. Jadi, kalau pergi keluar rumah ketika sinar matahari yang terik, harus pakai topi atau pakai kacamata hitam, untuk melindungi mata,” pungkas Ratna. (Nov).