NATUNA (HK) — Semenjak Natuna dilanda kekeringan, debit air Gunung Ranai Kabupaten Natuna mengalami penyusutan yang sangat signifikan.
Pernyataan ini disampaikan Direktur PDAM Tirtanusa Natuna, Zahardin di Kantor Bupati Natuna, Kamis (18/4/2024), kemarin.
Penyusutan debit air gunung tertinggi di Natuna ini disebutnya mulai terjadi sejak akhir Februari 2024 dan proses penyusutan tersebut masih berlangsung sampai saat ini.
“Sekarang sudah tinggal 30 persen saja debit air kita di gunung. Sudah menyusut jauh,” kata pria yang akrab disapa Deng itu.
Dikatakannya, persediaan air Gunung Ranai merupakan andalan utama untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Ranai, Ibu Kota Kabupaten Natuna.
Namun kondisi surutnya air ini membuat perusahaan air minum yang dipimpinnya pusing tujuh keliling.
Dengan keadaan ini juga PDAM Tirtanusa Natuna terpaksa mengambil langkah-langkah rekayasa pendistribusian air bersih kepada warga.
“Maka sudah mau dua bulan ini kita gilir aliran airnya,” ungkap Deng.
Menurutnya, untuk saat ini debit air yang ada di Gunung Ranai sudah tidak bisa diandalkan untuk memenuhi keperluan air bersih masyarakat karena jumlahnya yang sangat kecil.
“Kalau sumber yang dari gunung ini sudah tidak bisa diharap. Kita rakyasa macam apapun sudah tak bisa, kondisinya sudah payah sekali,” tegasnya.
Namun begitu ia mengaku beryukur karena masih ada sumber air lain yang masih dapat diatur untuk memenuhi keperluan air warga meskipun itu jauh dari ketegori cukup.
“Maka yang dapat dipakai sekarang sumber air kita yang di Bukit Berangin. Kalau disitu debit air masih sekitar 70 persen karena masih ada sungai-sungai kecil yang ngalir. Itu lah yang kita gilir- gilir alirkan ke warga,” paparnya.
Terakhir ia menghimbau kepada warga agar bijak menggunakan air karena saat ini Natuna disebutnya sedang benar-benar dalam kondisi kesusahan air.
“Lagian ini juga kita belum tahu sampai kapan keadaan ini akan berlaku, dan tidak menutup kemungkinan keadaanya akan semakin parah,” ujarnya. (fat).