NATUNA (HK) – Polres Natuna menggelar Konferensi pers terkait beberapa kasus yang sedang ditangani pada awal tahun ini, Jumat (5/1/2024), kemarin sore.
Konferensi pers ini dipimpin oleh Kasat Reskirm Polres Natuna, AKP Aprydoni dan Kapolsek Bungran Timur, AKP Susanto dan didampingi oleh Kasi Humas Polres Natuna, Aipda David Arviad.
Adapun perkara-perkara yang disampaikan kepada awak media pada waktu itu sebanyak tiga kasus yang meliput perkara Pengerusakan Sekolah SD 008 Batu Gajah, Kecamatan Bunguran Timur. Yang mana perkara ini ditangani oleh Polsek Bunguran Timur.
Kemudian dua perkara lainnya merupakan perkara pelecehan seksual terhadap anak berupa persetubuhan yang ditangani oleh Satreskrim Polres Natuna.
Pada kesempatan itu, AKP Aprydoni memberikan atensi serius terhadap persoalan anak yang beurusan dengan hukum di Natuna.
Menurutnya, jumlah perkara yang ada kaitannya dengan anak di Natuna terkategori tinggi. Dalam perkara-perkara itu mayoritas anak sebagai korban tindak kejahatan, meskipun ada juga yang terlibat sebagai pelaku kejahatan.
Ditegaskannya, persoalan anak merupakan urusan negara, ini artinya semua orang berkewajiban menjaga anak-anak siapapun dia dan di manapun dia berada.
“Kita ini di Natuna kasus anak tinggi sekali, maka kita semua harus hati-hati, terutama sekali orang tua harus hati – hati dan jeli menjaga anaknya masing-masing,”tegas AKP Aprydoni.
Kemudian dijelaskannya, di awal tahun 2024 ini sudah ada dua perkara kejahatan terhadap anak yang sedang ditangani oleh Polres Natuna. Kedua perkara itu berupa tindak pidana persetubuhan terhadap anak di bawah umur.
Satu di antaranya persetubuhan terhadap anak yang dilakukan oleh seorang guru ngaji inisal DP (48). Kejahatan yang satu ini berlangsung lama dan pristiwanya terjadj berulang-ulang. Tepatnya pristiwa kejahatan ini berlangsung dari tahun 2021 hingga Desember 2023.
Perbuatannya ini diketahui karena yang bersangkutan tertangkap tangan oleh keluarga korban saat sedang melakukan tindak pidana kejahatan terhadap anak. Kemudian keluarga melaporkan kejahatan tersebut kepada Polisi.
Selanjutnya ada juga kasus penjualan jasa seksual yang melibatkan anak di bawah umur, dimana yang berada di posisi korban merupakan anak di bawah umur sebanyak dua orang. Masing-masing anak itu berinisial S (17) dan D (16).
Sedangan pelakunya sebanyak dua orang juga, masing-masing berinisial A (52) yang berperan sebagai pembeli jasa dan N (26) berperan selaku marketingnya.
“Dan Alhamdulillah, semua perkara ini sudah kami tangani, orangnya semua sudah kami tangkap, perkarnya sudah kami Sidik dan Insya Allah akan segera kami serahkan kepada Kejaksaan atau P21,” papar AKP Aprydoni.
Di akhir Konferensi Persnya, ia kembali menyampaikan harapan kepada semua pihak, termasuk media massa agar peran sertanya dalam uapaya antisipasi dan penyelesaian persoalan-persoalan anak dapat ditingkatkan.
“Karena tanpa kerjasama semua pihak, persoalan anak ini akan sangat sulit diselesaikan. Maka semua orang harus proaktif memberikan perhatian terhadap persoalan anak ini,” harapnya. (fat).
