Oleh : Karlina Gusmarani, Pranata Humas Ahli Pertama BRIN, Koordinator Layanan Humas Kawasan Bandung-Garut
PENGGUNAAN media perlu disesuaikan dengan kebutuhan dari pemenuhan informasi yang hendak disampaikan kepada publik. Sebagai alat komunikasi media memberikan ruang luas kepada kita untuk memberikan informasi khususnya kepada generasi muda.
Seperti juga pada penggunaan berbagai platform media sosial (medsos) saat ini bisa dikatakan menjadi alat komunikasi yang dapat menyentuh generasi muda yang melek akan media sosial. Medsos memberikan ruang yang cukup luas bagi humas untuk dapat melakukan inovasi pesan, apalagi tools yang disediakan semakin bervariasi.
Dalam konteks inilah keberadaan berbagai macam platform medsos, terlebih ketika Presidensi G-20 Indonesia, punya andil besar khususnya bagi kalangan peneliti. Itulah peluang bagi humas mengangkat berbagai inovasi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan memanfaatkan tools yang disediakan. Permainan tanda pagar pun bisa dilakukan agar publik mudah mencari informasi tersebut.
Pemanfaatkan media dengan tepat dalam mengkomunikasikan berbagai hal, sehingga dengan perhelatan G20 ini humas dapat menjadi salah satu etalase dari berbagai hasil penelitian atau inovasi agar go international. Sebuah kebanggaan dan kehormatan bagi Indonesia menjadi tuan rumah dalam perhelatan G-20 di 2022 ini.
BRIN sebagai salah satu lembaga penelitian memiliki berbagai hasil bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan penelitian yang dilakukan dilandaskan atas dasar apa yang menjadi kebutuhan publik, berupa produk, prototype, kebijakan, dari hulu hingga ke hilir. Memperkuat dalam kolaborasi riset dan inovasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam ajang G-20 ini.
Pada 24 Februari 2022 BRIN menyelenggarakan pertemuan yang membahas riset dan inovasi (research and innovation initiative gathering/RIIG). Tema yang diusulkan akan dibahas bersama anggota G-20, yaitu; pertama, meningkatkan kerja sama riset dan inovasi melalui sarana bersama, serta prasarana dan pendanaan. Kedua, pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk mendukung green and blue economy.
elain, rencana kolaborasi riset dan inovasi melalui RIIG, hasil penelitian dari BRIN telah banyak yang dapat mendukung pemulihan serta pencegahan terkait dengan pandemi covid 19. Ajang G20 ini dapat menjadi salah satu upaya dalam mengenalkannya ke dunia, bukan hanya melalui publikasi ilmiah, namun juga hasil yang memberikan dampak secara langsung.
Salah satu topik utama tahun ini berkaitan dengan kesehatan, berbagai hasil penelitian BRIN yang berkaitan dengan kesehatan yang mendukung dalam penanganan covid 19, di antaranya ventilator CPAP & BiPAP, sistem monitoring pernafasan menggunakan radar, simple smart UV-c sanitizer, smart inovated monitoring for covid 19, UV sterilize evaporative, dan lainnya. Dari sisi pemulihan ekonomi, policy brief atau kebijakan menjadi salah satu upaya masukan bagi pemerintah dalam menghadapi kondisi saat ini.
Bermacam penelitian tak akan banyak berguna apabila masyarakat tak merasakan manfaat. Jangankan mendapat manfaat, untuk mengetahui bagaimana penelitian itu dilakukan saja mereka sulit mendapat informasi. Itulah pentingnya kemudahan akses seiring dengan perkembangan teknologi yang terus menerus yang menghadirkan banyak pilihan media, sehingga dapat memilih sesuai dengan kebutuhan dari pengguna.
Menurut Everett M Rogers, 1986 (dalam Nurudin, 2019) ‘pesan yang dibawa melalui teknologi dapat mendidik penggunanya untuk melakukan dermasifikasi, menyesuaikan diri, dan meningkatkan interaksi. Hal inilah yang dapat menjadi pertimbangan bagi humas dalam pemilihan media yang digunakan untuk melakukan komunikasi publik.
Mengacu pada pernyataan tersebut, presidensi G-20 harus menjadi point center di mata dunia terutama bagi 20 negara yang menjadi anggota. Hal ini membuka peluang dan memberi kesempatan bagi seluruh lapisan masyarakat untuk dapat berperan serta dari berbagai sektor di bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lainnya.
G-20 2022 mengusung tema recover together, recover stronger. Itu sebagai bentuk solidaritas dalam pemulihan ekonomi dunia sebagai akibat yang terjadi karena adanya pandemi dalam rentang 2 tahun ini. Tentu dengan dengan harapan bersama saling mendukung untuk dapat pulih bersama, tumbuh kuat, dan berkelanjutan.