PADANG (HK) — Seorang warga bernama Shintia Indah Permatasari alias SIP(23) asal Rawang Pariaman Tengah, Kota Pariaman, Sumatera Barat, ditemukan meninggal secara tidak wajar di sebuah penginapan di Kota Padang pada Senin (13/11/2023).
Ketika jenazahnya ditemukan, korban berada dalam posisi tergantung di lemari di salah satu penginapan di Jalan Veteran Dalam Purus, Kecamatan Padang Barat.
Informasi dari J, kakak kandung SIPS, mengungkapkan bahwa adik perempuannya itu telah bertunangan dengan seorang polisi berpangkat Ipda yang bertugas di Ambon sejak bulan Juli 2023. Hubungan mereka dimulai setelah berkenalan cukup lama.
“Jadi, setelah tunangan keduanya sudah mempersiapkan kebutuhan pernikahan mereka,” kata Jefri, Jumat (17/11/2023).
Segala kebutuhan untuk acara pernikahan mereka telah dipersiapkan, termasuk layanan WO (Wedding Organizer), pemilihan lokasi pernikahan, desain pelaminan, souvenir, dan segala pernak-pernik lainnya yang diperlukan untuk menyambut hari istimewa mereka.
Tak hanya itu, keduanya bahkan sudah menjalani proses sidang BP4R (Bimbingan Penyelenggaraan Perkawinan dan Rumah Tangga) di kepolisian dan melakukan sesi foto prewedding sebagai bagian dari persiapan mereka untuk memasuki ikatan pernikahan.
“Kesiapan mereka untuk menikah ini sudah matang. Hanya tinggal membuat undangan dan menyebarnya,” ujar kakaknya.
Dari hasil pemeriksaan kepolisian, kematian SIPS diduga merupakan hasil bunuh diri, yang disimpulkan dari ketidakadaan bukti tanda kekerasan pada tubuh korban.
Kapolsek Padang Barat, AKP Yudarman Tanjung, menjelaskan bahwa penemuan jasad korban bermula dari kecurigaan seorang resepsionis.
“Kami awalnya menerima laporan dari pihak penginapan pukul 14.00 WIB,” kata AKP Yudarman Tanjung.
Pihak penginapan memberikan informasi bahwa korban masuk ke penginapan pada Minggu (12/11/2023) sore.
“Sesuai dengan jadwal harusnya keluar pada (Senin) pukul 12.00 WIB,” katanya.
Karena waktu sewa habis, petugas penginapan melakukan konfirmasi. Namun, tidak ada respons ketika kamarnya diketuk oleh petugas hotel. Selanjutnya, petugas resepsionis kembali ke lobi untuk menunggu korban keluar dari kamarnya.
“Setelah ditunggu sekitar 30 menit, tetapi tidak ada jawaban. Barulah resepsionis merasa ada yang janggal dan aneh,” ujarnya.
Setelah melihat keanehan dari pengunjung, resepsionis tersebut segera melaporkan kejadian ini kepada atasannya.
“Pemilik penginapan melihat melalui jendela, ternyata korban sudah meninggal dunia tergantung di lemari,” kata AKP Yudarman Tanjung.
Ia mengatakan, untuk penyebab korban meninggal dunia masih dalam penyelidikan.
“Sampai saat ini belum ada ditemukan adanya tindak kekerasan atau keanehan,” katanya.
AKP Yudarman Tanjung menyatakan bahwa ketika pihak kepolisian datang ke lokasi kejadian, pintu kamar korban terkunci dari dalam.
Oleh karena itu, petugas melakukan pembukaan pintu kamar yang disewa oleh korban secara paksa.
“Ditemukan juga handphone di dalam kamar korban, tetapi dalam kondisi terkunci,” pungkasnya.
Bunuh diri dapat terjadi saat seseorang mengalami depresi dan merasa tidak ada bantuan yang tersedia.
Jika Anda menghadapi masalah serupa, ingatlah bahwa Anda tidak sendirian. Jangan menyerah dan mengambil keputusan drastis terhadap hidup Anda.
Layanan konseling dapat menjadi pilihan yang membantu untuk mengatasi kesulitan yang Anda alami.
Jika Anda memerlukan bantuan dalam menjaga kesehatan mental atau mencari alternatif layanan konseling, Anda dapat mengunjungi website Into the Light Indonesia di https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/.
Di sana, Anda akan menemukan informasi lebih lanjut mengenai layanan dan dukungan yang tersedia. Ingatlah, ada sumber daya dan bantuan yang dapat membantu Anda melalui masa-masa sulit ini.
Sumber: Kompas
