MANOKWARI (HK) – SMP Negeri 27 Manokwari, Papua Barat, menerapkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Menurut salah satu guru yang mengajar pelajaran komputer di sekolah tersebut, Heru D. Yantono, penerapan P5 merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka, baik bagi pendidik maupun peserta didik.
P5 yang dimaksud adalah bagian dari Kurikulum Merdeka yang mengajak siswa untuk aktif terlibat dalam berbagai kegiatan proyek ko-kurikuler guna mendukung mata pelajaran utama.
“Untuk pelajaran di sekolah, setiap bulan kami para guru menyelipkan P5 dalam pembelajaran mata pelajaran yang kami ajarkan di kelas,” papar Heru pada Senin (13/11/2023).
Sebagai contoh, ia menjelaskan bahwa sekolahnya menyediakan satu hingga dua jam setiap bulan untuk program tersebut. Setiap guru diberikan sebuah tema, dan siswa diminta untuk membuat kreasi dari tema tersebut.
Kelasnya sendiri mendapatkan tema “Mengolah Limbah Sampah,” yang diubah menjadi kerajinan tangan dari bahan bekas dengan nilai jual tinggi, seperti kerajinan tangan unik khas Nusantara yang autentik, khususnya dari Papua, seperti Rumah Kaki Seribu dan Mahkota, yang terbuat dari barang bekas.
Heru menyatakan bahwa setiap sekolah diberikan keleluasaan untuk menjalankan proyek tersebut, mulai dari memilih tema yang paling sesuai dengan konteks sekolah, alokasi waktu, modul proyek, atau kegiatan yang akan dilakukan.
Dengan begitu, selain mengembangkan kecerdasan peserta didik, kegiatan P5 ini membuat siswa lebih produktif karena, menurutnya, kreativitas adalah potensi yang dimiliki setiap individu yang dapat dikembangkan.
Sehingga, daya imajinasi, kreasi, dan ide-ide baru siswa dapat direspon oleh guru yang mengetahui minat dan karakter siswa. (cw03)