BULELENG (HK) — Bali Utara, tak kalah menariknya dengan Bali Selatan, saat ini menjadi fokus perhatian banyak pengembang properti, terutama untuk proyek-proyek mewah seperti vila dan resor.
Salah satu perusahaan pengembang properti yang berbasis di Jakarta, yaitu BWM Group Property, sedang dalam tahap pengembangan vila pribadi mewah di dalam kawasan resor eksklusif bernama Shankara Munduk Bali.
Lokasinya terletak di Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. Keistimewaan resort ini terletak pada pengalaman menginap di atas awan, sejalan dengan julukan Desa Munduk yang terkenal sebagai “desa di atas awan” dengan ketinggian mencapai 1231 meter di atas permukaan laut.
Dalam beberapa kesempatan tertentu, pengunjung dapat menikmati pemandangan menakjubkan saat kabut menyelimuti lembah-lembah di sekitar Munduk.
Owner Shankara Munduk Bali, Ir. Bambang Subagio, menjelaskan mengapa desa Munduk dipilih sebagai lokasi pembangunan resor ini.
Keputusannya didasarkan pada lokasi yang strategis, terutama karena dekat dengan sejumlah destinasi populer di Bali Utara.
Beberapa di antaranya adalah Air Terjun Banyumala, Air Terjun Banyuwana Amertha, Twin Lake Buyan Tamblingan, Bali Handara Gate, Air Terjun Golden Valley, Danau Bratan, dan Pantai Lovina (Dolpin).
Keberadaan resor ini di Desa Munduk memberikan akses yang mudah bagi pengunjung untuk mengeksplorasi berbagai objek wisata terkenal di sekitarnya.
Desa Munduk, selain itu, juga masuk dalam kategori Area Kawasan Pariwisata Khusus. Ketentuan KDB yang hanya memperbolehkan pengembangan sebesar 10%, menjadikan 90% sisanya harus dijaga sebagai area hijau.
Hal ini tentu menciptakan atmosfer alam yang memberikan sensasi penyembuhan setiap hari.
Pentingnya, akses ke kawasan ini akan semakin mudah seiring dengan rencana pengembangan fasilitas umum di sekitar Munduk, terutama dengan adanya shortcut Singaraja-Mengwitani.
Dengan potensi yang dimiliki Desa Munduk, BWM menargetkan dapat menjual semua unit vila pada tahun 2024.
“Penjualan vila tahun depan, 21 unit sudah terjual semua,” kata owner Shankara Munduk Bali Ir. Bambang Subagio, Sabtu (11/11/2023).
Di tengah kawasan resor seluas 4,2 hektar ini, selain vila, akan dibangun sejumlah fasilitas pendukung untuk mempermudah kegiatan pemilik vila atau tamu yang menginap.
Fasilitas tersebut mencakup restoran, minimarket, bar & kafe, pusat kesehatan (spa & yoga), pusat kebugaran, ruang pertemuan, parkir bawah tanah, taman bermain, wisata pertanian, sauna & uap, kolam renang outdoor, area berjemur, bar atap, taman atap, tempat pernikahan, pemanggang luar ruangan, dan aktivitas tur.
Selain itu, BMW juga berencana untuk membuat glamping di bagian bawah resor. Seluruh vila bersama dengan fasilitas pendukung ini dijadwalkan akan selesai pada tahun 2025.
Bambang menambahkan bahwa terdapat tiga tipe vila yang akan dijual, yaitu vila dengan 1 kamar tidur, 2 kamar tidur, dan 3 kamar tidur. Vila di Shankara Munduk Bali didesain dengan konsep rumah Bali yang modern untuk memberikan penghuni sensasi tinggal di rumah Bali.
Harga jualnya adalah Rp 2,25 Miliar untuk vila dengan 1 kamar tidur, Rp 3 Miliar untuk vila dengan 2 kamar tidur, dan sekitar Rp 4,4 Miliar untuk vila dengan 3 kamar tidur. Harga ini sudah termasuk PPN, pemecahan SHM, IMB/PGB, sumur bor/PDAM, dan listrik vila.
Harga vila di Shankara Munduk Bali lebih terjangkau dan memiliki lahan yang lebih luas dibandingkan dengan kawasan lain seperti Canggu dan Jimbaran, yang rata-rata memiliki lahan sekitar 1 are/100 m2.
Bambang menegaskan bahwa semua vila yang ditawarkan di Shankara Munduk Bali akan dijual lengkap dengan perabotan dan fasilitas seperti jacuzzi, gazebo, taman, dan akses langsung ke pemandangan agrowisata serta pegunungan.
Untuk para pembeli yang berencana menyewakan kembali, Bambang menyatakan bahwa pihaknya menyediakan manajemen pengelola vila yang akan membantu mengelola properti mereka.
Vila ini nantinya dapat disewakan dengan harga sekitar Rp 2 juta per malam untuk vila dengan 1 kamar tidur dan Rp 3 juta per malam untuk vila dengan 2 kamar tidur.
“Kita kasih kesempatan, mungkin dia itu beli terus kemudian disewakan. Jadi nanti kita cuma kenakan management fee itu hanya 15 persen. 15 persen itu hanya untuk tim saja jadi kecil sekali sebenarnya, kita memang benar benar membantu mereka untuk bisa mengelola ini supaya terawat. Karena untuk orang yang jauh repot kalau ngelolanya jauh-jauh,” jelasnya.
Dengan investasi dalam pembelian vila di Shankara Munduk Bali, BWM meyakini bahwa investor dapat mengembalikan modalnya dalam kurun waktu kurang dari 10 tahun.
Hal ini didasarkan pada potensi pertumbuhan nilai properti yang tinggi di Desa Munduk, tempat di mana resor ini berdiri.
Fakta ini diperkuat oleh banyaknya vila dan resor lain yang telah beroperasi di daerah tersebut, menunjukkan tingkat hunian yang tinggi dengan harga sewa per malam yang melebihi Rp 3 juta.
Desa Munduk telah menjadi tujuan favorit wisatawan mancanegara, terutama dari Eropa.
“Ini masih sunrise jadi kemungkinan untuk naik itu tinggi sekali. Tapi sambil nunggu ini bisa disewakan. Kalau untuk pengembalian modal 8 sampai 10 tahun,” imbuhnya.
Sumber: DetikTravel
