BATAM (HK) — Untuk mengantisipasi banjir karena air pasang, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Batam, Wan Taufik mengungkapkan, perlu hendaknya dibangun empat titik polder.
“Empat polder itu perlu dibangunnya di daerah yang terpengaruh karena pasang surutnya air laut di Batam,” sebutnya kepada Harian Haluan Kepri pada Jumat (10/11/2023).
Lanjut Wan Taufik, polder ini adalah suatu sistem untuk menangani banjir. Polder terdiri dari kombinasi tanggul, kolam retensi, dan pompa.
Jadi, nanti air yang berasal dari hujan, ditampung untuk kemudian disalurkan kembali ke lautan sehingga banjir tidak terjadi.
“Namun, harga pembangunan satu unit polder ini mahal capai ratusan miliar, sedangkan anggaran kita terkait penanganan banjir di DBMSDA Batam hanya sekitar 18 miliar tahun ini,” ungkapnya.
Meski demikian kata Wan Taufik, pihaknya tetap bekerja maksimal menangani masalah banjir di Batam dengan anggaran yang terbatas tersebut.
“Kami harus tetap bekerja maksimal. Dan alhamdulillahnya selama ini banjir di Batam cepat surut, setelah hujan berhenti banjirpun hilang,” katanya.
Wan Taufik menyebutkan, terkait pembangunan polder ini pihaknya sudah menyampaikan ke Badan Pengusaha (BP) Batam, dan bahkan ke pusat.
“Usaha tetap, namun waktunya saja belum pas,” ujarnya.
Ia mengatakan, untuk daerah yang terpengaruh pasang surutnya air laut, seperti diantaranya Sekupang, Batuaji dan Batuampar. (per).