Menu

Mode Gelap
Pria Lansia Ditemukan Tewas di Bengkel Alat Berat di Kijang Bintan Desak Bawaslu usut Tuntas Dugaan Politik Uang, AMPP Anambas Akan Gelar Aksi Damai Pasokan Elpiji Dipastikan Lancar Jelang NATARU 165 Perusahaan Kawasan Industri Sudah Dapat IUKI Anggaran Rp23,61 T Dialokasikan untuk Swasembada Beras James Harden catatkan 3.000 tripoin di NBA

BERITA TERKINI

Dokter Gadungan Praktek Aborsi di Bandung Ditangkap Polisi

badge-check


					Buka praktik aborsi, dokter gadungan ditangkap. (Foto: MPI/Gin Gin) Perbesar

Buka praktik aborsi, dokter gadungan ditangkap. (Foto: MPI/Gin Gin)

BANDUNG (HK) — Satresnarkoba Polresta Bandung sukses menangkap seorang dokter palsu dengan inisial SM yang terlibat dalam praktik aborsi ilegal di Kabupaten Bandung.

Selain itu, seorang pelaku lain bernama RI juga berhasil diamankan karena diduga menyediakan obat-obatan terlarang kepada seorang pasien bernama RM.

Menurut Kapolresta Bandung, Kombes Pol Kusworo Wibowo, petugas berhasil mengungkap praktik aborsi yang dilakukan oleh dokter gadungan ini. 

Pelaku menggunakan platform online untuk membuka praktik aborsi dan memandu pasien melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp.

“Kasus aborsi ilegal yang dilakukan oleh seorang bukan dokter namun mengatasnamakan dirinya dokter dan menjual obat-obat terlarang yang seharusnya diperjualbelikan menggunakan resep dokter,” ucap dia di Mapolres Bandung, Senin (6/11/2023).

Pengungkapan ini berhasil dilakukan oleh petugas pada tanggal 23 Oktober lalu dengan menangkap tersangka berinisial SM. 

Kusworo menjelaskan bahwa modus operandi pelaku adalah dengan membuka grup di media sosial Facebook dan menawarkan jasa aborsi kepada calon pasien.

“Tersangka inisial SM membuka Facebook dan menawarkan jasa konsultasi untuk aborsi sehingga banyak tergabung grup Facebook tersebut kemudian bertukar nomor wa dan konsultasi melalui WA,” kata dia.

Kusworo menyebutkan bahwa pelaku menjual obat terlarang yang seharusnya hanya digunakan untuk mengatasi masalah maag akut atau membersihkan jaringan yang tertinggal setelah proses melahirkan. 

Ia menekankan bahwa mengonsumsi obat tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan.

“Bahayanya ketika mengkonsumsi obat ini namun ternyata janin tidak keluar maka bayi cacat kemudian seandainya itu keluar janin terjadi infeksi bisa membahayakan ibu hamil,” kata dia.

Kusworo menjelaskan bahwa pelaku telah menjalankan jasa aborsi sejak tahun 2021 dengan jumlah klien mencapai 20 orang. 

Para korban berasal dari Kota Bandung serta beberapa di antaranya datang dari Kupang, Sumatera, dan daerah lainnya.

Ia menambahkan bahwa pelaku SM memperoleh obat dari RI dengan membeli 12 strip obat seharga Rp 2,5 juta. 

Pelaku kemudian menjual satu strip obat kepada para pelanggannya dengan harga Rp 1,5 juta.

“Obat ini memang tersangka SM membeli dari RI 12 strip seharga Rp 2.5 juta dan satu strip dijual Rp 1.5 juta. Pelaku memandu melalui wa bagaimana cara mengkonsumsi, setelah keluar (janin) dikirimkan ke tersangka dan dibimbing tersangka melalui chat wa,” kata dia.

Kedua pelaku akan dijerat dengan Pasal 435 juncto 138 ayat 2 sub Pasal 463 ayat 1 dan ayat 2 juncto Pasal 145 ayat 1 dan ayat 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2023 tentang kesehatan. Pasal-pasal ini mengancam dengan pidana kurungan maksimal 12 tahun.

Sumber: Republika

Baca Lainnya

Hendra Setiawan Bakal “GANTUNG RAKET”usai Indonesia Masters

12 Desember 2024 - 11:09 WIB

Gajah Liar Masuki Wilayah Permukiman Penduduk di Pekanbaru

12 Desember 2024 - 11:07 WIB

116 Kasus HIV/AIDS Baru sepanjang 2024 di Tabanan

11 Desember 2024 - 16:59 WIB

Ansar dan Menteri Pertanian Bahas Ketahanan Pangan dan Potensi Industri Pertanian di Kepri

11 Desember 2024 - 13:28 WIB

Pemko Tanjungpinang Perkuat Germas untuk Kesehatan Masyarakat

2 Desember 2024 - 17:03 WIB

Trending di BERITA TERKINI