RAMALLAH (HK) – Kelompok Palestina menyerukan penghentian kejahatan Israel terhadap tahanan setelah muncul video yang memperlihatkan tentara menyiksa tahanan di Tepi Barat. Video yang muncul di media sosial menunjukkan tentara Israel melecehkan, menganiaya, dan menyiksa tahanan Palestina.
“Kami menerima adegan mengejutkan di mana tentara menyiksa sekelompok warga sipil yang tidak berdaya dalam kondisi yang melanggar martabat manusia, setelah melucuti pakaian mereka,” kata Prisoner Affairs Associations.
“Kami menyerukan kepada masyarakat bebas di dunia yang masih percaya pada hak rakyat Palestina untuk memperjuangkan kebebasan mereka agar memainkan peran mereka dalam menghentikan kejahatan ini,” ujarnya.
Menurut pernyataan tersebut, praktik Israel mencakup ancaman langsung berupa penembakan, pemukulan kejam, penyelidikan lapangan, ancaman pembunuhan, dan pemerkosaan, penggunaan anjing polisi, dan penggunaan warga sebagai tameng manusia. “(Pasukan) pendudukan secara terbuka melakukan kejahatan ini di tengah dukungan kekuatan internasional, tanpa sedikitpun memperhatikan suara orang-orang bebas di dunia,” kata Prisoner Affairs Associations.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat di tengah serangan besar-besaran militer Israel di Jalur Gaza yang diblokade. Setidaknya 130 warga Palestina telah terbunuh dan 1.740 lainnya ditahan oleh tentara Israel sejak 7 Oktober.
Tentara Israel telah memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza, yang telah mengalami serangan udara tanpa henti sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober. Lebih dari 10.300 orang telah meninggal dalam konflik tersebut, termasuk setidaknya 8.796 warga Palestina dan lebih dari 1.538 warga Israel.
Selain banyaknya korban jiwa dan pengungsian, pasokan bahan pokok bagi 2,3 juta penduduk di Gaza semakin menipis akibat pengepungan Israel. Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)Tedros Adhanom Ghebreyesus menyerukan akses penuh terhadap bantuan medis dan bahan bakar ke Jalur Gaza.
Tedros menyatakan, pihak Israel terus mencegah masuknya bahan bakar ke Gaza. Padahal itu merupakan elemen yang penting untuk memberi listrik pada rumah sakit.
Sumber: Republika