NATUNA (HK) — Fasilitas pengolahan dan penyimpanan sementara (Insenerator) Limbah B3 RSUD Natuna dinyatakan perlu peningkatan.
Hal ini untuk mengantisipasi lonjakan keterisian rumah sakit yang berdampak pada bertambahnya jumlah limbah B3.
Dinyatakan bahwa, saat ini jumlah limbah B3 yang dihasilkan RSUD Natuna perhari berkisar antara 20 sampai 30 kilo limbah.
Adapun model peningkatan yang diperlukan meliputi rehabilitasi secara menyeluruh, penambahan mesin insnerator dan penambahan lahan untuk penanganan limbah.
Keperluan Rumah Sakit ini dikonfirmasi langsung oleh Direktur RSUD Natuna, dr. Ari Fajarudi kepada sejumlah wartawan.
“Insenerator kita masih jalan, cuma perlu rehab,” kata dr. Ari di kantornya, Senin 25 September 2023.
Ia menjelaskan, fasilitas itu sudah lama adanya, persisnya sejak tahun 20017 yang lalu.
Sementara penggantian mesin diakuinya baru dua kali dilaksanakah sejak rumah sakit itu berdiri tahun 2007 silam.
“Dan terakhir diganti dulu tahun 2017. Ini kalau terus-terus dipakai, jadi karatan dia,” sambungnya.
Selain itu menurut dr. Ari, RSUD Natuna saat ini perlu tambahan mesin baru yang ramah lingkungan sehingga kegiatan penanganan limbah dapat dilaksanakan dengan alat yang lebih modern.
Tidak hanya itu, ia juga mengaku perlu tambahan lahan untuk meningkatkan kapasitas penanangan limbah B3 tersebut.
“Ini tiga-tiganya selalu kami usulkan baik di APBD maupun DAK. tahun ini kami usulkan lagi semuanya. Mudah-mudahan dapat terakomodir dalam anggaran,” harapnya. (fat)