BATAM (HK) – Sejumlah mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa se-Kota Batam, memutuskan membatalkan aksi unjuk rasa yang sebelumnya dijadwalkan akan berlangsung pada Jumat (15/9/2023).
Salah seorang Koordinator Lapangan dari Aliansi Mahasiswa se-Kota Batam, Sofian menyebutkan, mereka membatalkan aksi unjuk rasa tersebut, namun memilih untuk membuka jalan dialog.
“Setelah berbagai pertimbangan, khususnya soal keamanan, kami memilih untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa dan lebih memilih jalan dialog,” sebut Sofian.
Aliansi Mahasiswa se-Kota Batam berharap, meski aksi unjuk rasa batal, tapi mereka berharap agar tuntutannya dapat didengar dan direspon oleh pihak berwenang.
Sebelumnya, Aliansi Mahasiswa telah mengirimkan surat pemberitahuan ke Polresta Barelang, tentang rencana aksi unjuk rasa yang akan dimulai pada pukul 08.00 WIB, dengan lokasi di Alun-Alun Batam Centre, berlanjut ke Kantor DPRD dan Pemerintah Kota Batam.
Pada surat pemberitahuan itu, diperkirakan sekitar 500 orang mahasiswa yang akan turut dalam aksi itu. Peserta direncanakan akan mengenakan baju hitam dan almamater kampus masing-masing sebagai simbol.
Ada beberapa tuntutan mereka dalam aksi itu, pertama mendesak DPRD memberikan jaminan kepastian hukum kepada masyarakat Rempang – Galang.
Kedua, mendesak DPRD untuk tidak melakukan tindakan represif terhadap masyarakat Rempang-Galang. Ketiga meminta DPRD bersikap transparan dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat Rempang-Galang.
Keempat, mendesak Badan Pengusahaan (BP) Batam, agar 16 titik Kampung Tua dapat dipertahankan dan mendukung Pembangunan Proyek Strategi Nasional oleh Pemerintah pusat di Kawasan Rempang.
Pantauan haluankepri di lokasi, terlihat aparat keamanan dari pihak kepolisian, beberapa anggota TNI dan petugas satpol pp juga ikut berjaga-jaga. (Per)