BATAM (HK) – Penolakan warga Rempang terhadap relokasi masih terus berlanjut
diwarnai aksi bentrokan antara pendemo dan polisi, Kamis (7/9/2023).
Pada pukul 9.00 WIB, massa yang memblokade jalan menolak kehadiran tim terpadu pengukuran lahan, karena terkait dengan rencana relokasi.
Polisi kemudian membubarkan massa dengan gas air mata karena dinilai telah mengganggu ketertiban dengan memblokir jalan.
Semprotan gas air mata untuk mengurai massa mengenai puluhan siswa SMP Negeri 22 berakhir ricuh.
Lokasi sekolah yang berdekatan dengan bentrok menyebabkan para massa berlari ke arah sekolah tak ayal mengenai para siswa setelah gas air mata dilontarkan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kota Batam, Rudi Panjaitan, kemudian mendatangi siswa yang terkena imbas gas air mata di RS Embung Fatimah.
Kedatangan Rudi Panjaitan bermaksud memastikan bahwa para korban terdampak tembakan gas air mata dapat ditangani dengan baik.
Beberapa siswa merasa sulit bernapas, batuk, mual, muntah, sudah ditangani dengan cepat di Instalasi Gawat Darurat RS Embung Fatimah
Rudi Panjaitan juga menghimbau masyarakat untuk lebih mengedepankan dialog dan tidak anarkis.
“Jangan mudah percaya dengan informasi simpang siur yang sengaja disebar untuk membuat situasi semakin berlanjut dan memanas,” kata Rudi. (CW03)