Menu

Mode Gelap
Peringati Hari Nusantara, DPC HNSI Kepulauan Anambas Bagikan Makanan Bergizi Gratis di SDN 004 Genting AWe Hentikan Gugatan Ke MK, Nizar-Novrizal Sah Pemenang Pilkada Lingga 2024 Laksanakan Arahan Presiden, Kepala BP Batam Efisiensikan Anggaran 2025 Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, BP Batam Prioritaskan Pengembangan Kawasan Strategis DKP Kepri – Traveloka dan CARE Indonesia Proteksi Ekosistem Mangrove di Pulau Bintan Melalui Pemberdayaan Kelompok Perempuan Pria Lansia Ditemukan Tewas di Bengkel Alat Berat di Kijang Bintan

BERITA TERKINI

Tarifnya Cukup Mahal, RI Batal Impor Beras dari Kamboja

badge-check


					Tarifnya Cukup Mahal, RI Batal Impor Beras dari Kamboja Perbesar

JAKARTA (HK) – Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengatakan Indonesia batal mengimpor beras dari Kamboja karena harganya terlalu mahal.

Maklum, Bulog sendiri memiliki batasan harga dari pemerintah untuk menyerap beras baik dalam negeri maupun luar negeri.

“Kamboja bisa 120 ribu (ton) ke kita tapi masalahnya harganya enggak masuk,” ujar Buwas di Kompleks DPR RI, Rabu (30/8/2023).

Realisasi impor beras yang ditugaskan kepada Perum Bulog sudah mencapai 1,6 juta ton, dari target 2 juta ton, per Agustus 2023.

Sedangkan sisanya, sebanyak 400 ribu ton masih dalam proses pencarian.

Untuk memenuhi sisa 400 ribu ton tersebut, Bulog semula bakal membeli dari Kamboja sebanyak 125 ribu ton.

Buwas pun mengklaim saat ini kontrak antara Indonesia dan Kamboja pun belum diambil.

“Yes (belum kontrak). Kan kita enggak boleh kalau ambil harga mahal. Sampai sini jadi mahal,” jelas Buwas.

Meski begitu, ia memastikan sisa kuota impor sebanyak 400 ribu ton bisa selesai pada November ini.

“Insyaallah sebelum November barangnya sudah ada. Tapi kan saya nggak perlu bilang negara mana,” ungkapnya.

Kementerian Perdagangan Kamboja melalui siaran pers pada Kamis (17/8/2023) menyatakan Indonesia telah setuju untuk membeli 125 ribu ton beras giling dari kerajaan tersebut.

Kabar ini muncul usai Menteri Perdagangan Kamboja Pan Sorasak dan Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Pahala Nugraha Mansury melakukan pertemuan di Phnom Penh.

“Hasil pertemuan bilateral tersebut, pihak Indonesia sepakat untuk membeli 125 ribu ton beras giling dari Kamboja, termasuk 100 ribu ton beras putih dan 25 ribu ton beras aromatik premium,” bunyi rilis berita tersebut.

Pihak Kamboja mengklaim Bulog akan bekerja sama dengan Perusahaan Perdagangan Hijau milik negara itu untuk ekspor beras putih.

Sementara, ID FOOD akan bekerja sama dengan anggota Federasi Beras Kamboja untuk pembelian beras aromatik premium.

“Untuk harga dan kondisi lainnya, kedua belah pihak akan terus melakukan negosiasi dalam waktu dekat,” demikian rilis berita tersebut.

Kamboja mengekspor 362.708 ton beras giling ke lebih dari 50 negara dan wilayah dalam tujuh bulan pertama tahun ini.

Berdasarkan laporan Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Kamboja impor ini menghasilkan pendapatan kotor sebesar US$313,7 juta.

Sumber: CNN Indonesia

Baca Lainnya

Laksanakan Arahan Presiden, Kepala BP Batam Efisiensikan Anggaran 2025

12 Desember 2024 - 14:41 WIB

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, BP Batam Prioritaskan Pengembangan Kawasan Strategis

12 Desember 2024 - 14:37 WIB

Pasokan Elpiji Dipastikan Lancar Jelang NATARU

12 Desember 2024 - 11:20 WIB

165 Perusahaan Kawasan Industri Sudah Dapat IUKI

12 Desember 2024 - 11:17 WIB

Anggaran Rp23,61 T Dialokasikan untuk Swasembada Beras

12 Desember 2024 - 11:15 WIB

Trending di EKONOMI