Menu

Mode Gelap
Kejari Tanjungpinang Eksekusi Uang Korupsi Rp.663,950.000 dari Tiga Terpidana Berbeda SMPN 65 Batam Berkembang Signifikan, Punya Beragam Ekstrakurikuler 135 Mahasiswa IAI Hidayatullah Batam PKL di Berbagai Lembaga SDIT AS-Salam Makin Maju, Program Unggulan Tahfidz MAN 2 Batam Diresmikan jadi Madrasah Negeri Cuaca Ekstrem, Bintan Tetapkan Status Bencana jadi Tanggap Darurat

NATUNA

DPRD Panggil Pertamina Rayon I Kepri dan Pemkab

badge-check


					Rapat RDP Komisi DPRD Natuna bersama Pertamina dan Pemkab Natuna. Perbesar

Rapat RDP Komisi DPRD Natuna bersama Pertamina dan Pemkab Natuna.

NATUNA (HK) – DPRD Natuna menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak Pertamina dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna, untuk mempertanyakan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga yang telah digalakkan pemerintah nasional, Senin (14/2/2022), di Ruang Rapat Banggar DPRD Natuna.

Rapat yang dipimpin oleh Ketua Komisi II DPRD Natuna, Marzuki, dan diikuti sejumlah anggota Komisi II yang meliputi Hendry FN, Syaifullah, dan Azi.

Bahkan, dalam rapat itu DPRD juga menghadirkan Sales Branch Manager (SBM), Rayon I Kepri Pertamina, Reiza Pradipta Makruf.

Sedangkan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Natuna dihadiri oleh Asisten 1 Pemkab Natuna, Basri; Dinas Perhubungan; serta dari Bagian Ekonomi Setdakab Natuna.

Pada kesempatan itu, DPRD mempertanyakan beberapa hal yang meliputi harga BBM satu harga, maupun kuota BBM satu harga, dasar hukum peralihan BBM dari jenis premium ke pertalite dan sistem distribusi yang belum merata di Natuna.

Baca Juga : Bupati Natuna Ingin Jalan Desa Terang

Menurut Marzuki, harga BBM 1 harga di Natuna belum merata karena masih terdapat disparitas harga di satu tempat dan di tempat lainnya.

“Yang satu harga hanya berlaku di Pulau Bunguran Besar. Sedangkan, di pulau-pulau lain ada yang harganya hingga Rp9 ribu, Rp10 ribu, dan bahkan ada yang harganya Rp11 ribu lima ratus per liter,” terang Marzuki.

Begitu juga dengan kuota, sebutnya, meskipun kuota BBM 1 harga cukup berdasarkan ketetapan BPH Migas, tapi pada faktanya di lapangan masih ada keperluan masyarakat terhadap BBM yang belum tercukupi, baik berdasarkan jumlah maupun jenis BBM itu sendiri.

“Misal di Pulau Laut itu, BBM 1 harga baru BBM jenis solar saja, lainnya tidak ada stok di penyalur,” imbuhnya menjelaskan.

Di samping itu, dia juga mempertanyakan mekanisme dan biaya transportasi distribusi ke pihak penyalur, terutama sekali penyalur yang ada di pulau, sehingga berpengaruh pada harga BBM.

“Terakhir, kami masih terkaget-kaget dengan adanya peralihan dari BBM Premium ke BBM Pertalite. Ini dasar hukumnya apa, mohon kepada Pertamina dan pemerintah dijelaskan kepada kami. Sehingga, atas alasan-alasan ini kami manggil bapak-bapak semua. Dan mungkin dimulai dari Pertamina dulu, untuk menjelaskannya,” kata Marzuki mempersilakan.

Tinggalkan Balasan

Baca Lainnya

Ditengah Cuaca Buruk, Pencairan Dua Nelayan Sarasan Natuna yang Hilang Terus Berlanjut

11 Januari 2025 - 15:53 WIB

Natuna Lemah Lunglai Menunggu Transefer Dana Lebih Bayar dan Kurang Bayar DBH

10 Januari 2025 - 17:52 WIB

Polres Natuna Amankan Seorang Pria Diduga Pembunuh Janda Beranak 3 di Ranai

10 Januari 2025 - 17:46 WIB

Sah, Cen Sui Lan – Jarmin Ditetapkan jadi Bupati Natuna Terpilih

10 Januari 2025 - 08:48 WIB

Kejari Anambas Tahan PPK Proyek Pembangunan Puskesmas

9 Januari 2025 - 21:59 WIB

Tersangka BS selaku PPK proyek pembangunan Puskesmas Kecamatan Siantan Selatan, saat digiring Kasi Intel Kejari Anambas, Bambang Wiratdany, SH MH guna dilakukan penahanan, Kamis (09/01/2025)
Trending di ANAMBAS