NATUNA (HK) – Kapal Perang Indonesia (KRI) Kapitan Pattimura 371, Pasukan TNI AL berhasil melakukan aksi penyelamatan terhadap seorang nelayan, yang terombang-ambing dalam sebuah kapal kecil di Perairan Laut Natuna, Rabu (19/1).
Diketahui, kapal nelayan yang diawaki seorang nelayan tersebut, mengalami kerusakan mesin (mati mesin) dan sempat terapung-apung selama lebih dari delapan jam, di tengah besarnya gelombang laut Perairan Natuna Utara.
Komandan KRI Kapitan Pattimura 371, Letkol Laut (p) Valentino Pasalbessy mengatakan, bahwa penyelamatan tersebut dilakukan karena si nelayan berusaha memberikan isyarat kepada Kapal Perang KRI Kapitan Pattimura 371, dengan melambai-lambaikan bajunya ke KRI 371, saat tim patroli TNI AL, melintasi perairan tersebut.
“Mengetahui hal itu, kemudian, KRI Kapitan Pattimura 371 langsung mendatanginya. Ternyata, kapal nelayan itu mengalami kerusakan mesin di Laut Natuna Utara atau 7 notikal mil (NM), dari daratan tenggara Pulau Bunguran,” kata Valentino.
Setelah dilakukan evakuasi, ungkapnya, diketahui nelayan tersebut bernama Herman Sugiarto (24), berasal dari Desa Setengar, Kecamatan Bunguran Selatan, Natuna, yang sedang melaut untuk menangkap ikan. “Namun, di tengah laut serta bergelombang tinggi tersebut, kapalnya mengalami kerusakan,” papar Komandan KRI Kapitan Pattimura 371.
“Akibat gelombang yang cukup tinggi hingga 2 meter lebih dan kecepatan angin mencapai 25-30 knot, evakuasi mengalami kesulitan. Meskipun demikian, setelah beberapa jam kemudian, akhirnya nelayan berhasil dievakuasi ke Kapal KRI Kapitan Pattimura 371, Rabu malam,” ujar Valentino Pasalbessy.
Kemudian, imbuhnya, nelayan yang berhasil dievakuasi tersebut selanjutnya diserahkan ke Pangkalan TNI AL Ranai agar diperiksa kesehatannya. “Serah terima nelayan ditandai dengan penandatanganan dokumen oleh Komandan KRI dan Komandan Lanal Ranai,” ucapnya.
Komandan Pangkalan TNI AL Ranai, Kolonel Laut (P) Dofir mengimbau kepada nelayan Natuna untuk tidak melaut di saat cuaca ekstrem, melanda Perairan Natuna, hingga beberapa bulan kedepannya. Karena sedang musim utara.
“Para nelayan diimbau, untuk mengurangi kegiatan di Laut Natuna Utara terlebih dahulu. Pasalnya, saat ini sedang musim angin utara dengan gelombang yang sangat tinggi. Selain itu, diharapkan juga para nelayan untuk membawa alat keselamatan saat melaut,” kata Dofir.
Setelah diserahkan ke Pangkalan TNI AL Ranai, terang Kolonel Dofir, dilakukan pemeriksaan kesehatan Herman Sugiarto, ternyata dia masih dalam keadaan sehat.
“Alhamdulillah, setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan Herman Sugiarto, ternyata ia masih dalam keadaan sehat. Kemudian, kita serahkan kepada orang tuanya,” ungkap Dofir.
Sementara itu, Herman menceritakan saat kemalangan yang menimpa dirinya, bahwa pada Rabu, 19 Januari 2022, ia pergi melaut. Namun, kemudian kapal yang ia bawa mengalami mati mesin.
“Setelah beberapa jam terombang-ambing di laut, saya sempat meminta pertolongan kepada kapal nelayan yang lewat, namun sayangnya mereka tidak menyadari isyarat yang saya beri,” ujar Herman.
Tak lama berselang, Herman mengaku beruntung karena melihat KRI Kapitan Pattimura 371 dan kemudian ia melambaikan tangan dan melepaskan baju untuk memberi isyarat agar dapat diselamatkan, sedih.
“Syukurnya, setelah terombang-ambing di laut sekitar 8 jam itu, akhirnya saya mendapatkan pertolongan dari KRI Kapitan Pattimura 371,” tuturnya.
Dengan adanya kejadian ini Komandan Guspurla Koarmada I berpesan, kepada setiap Komandan KRI bahwa sudah menjadi tanggung jawab setiap prajurit dalam melaksanakan misi kemanusiaan seperti melakukan evakuasi, penyelamatan, dan lainnya. Sebab, hal tersebut sudah tertanam kokoh dalam Sapta Marga dan Delapan Wajib TNI. (fat)