TANJUNGPINANG (HK) — Sudah tiga hari berlalu pasca diduga seorang bocah 14 tahun bernama Rahmat Nur Hakim yang hanyut terseret arus parit yang meluap di dekat rumahnya.
Bocah (korban) tersebut merupakan warga Karang Rejo Kecamatan Tanjung Pinang Timur.
Sejak hari Kamis (4/1/2024) lalu, ia dinyatakan hilang dan tak kembali kerumah. Tim SAR gabungan terus melakukan pencarian hingga Minggu (7/1/2024) dengan hasil nihil.
Menurut laporan Tim SAR gabungan, pancarian korban dilakukan sesuai Renops H.3. Penyisiran berfokus pada aliran anak sungai hingga ke muara sungai, dengan laporan pencarian nihil tanpa ada di temukan nya tanda tanda dari korban.
“Selama pencarian kami juga terkendala karena area pencarian dan penyisiran dilakukan di wilayah habitat buaya muara. Karena tidak adanya saksi mata pada saat kejadian korban hilang membuat Tim SAR kesulitan untuk melakukan pencarian, sehingga tidak ditemukannya tanda-tanda korban selama melaksanakan operasi SAR,” terang Dila Humas Basarnas.
Berdasarkan Kesepakatan pada minggu (7/1/2024) Tim SAR gabungan yang terdiri BASARNAS Tanjungpinang, BPBD Kepri, BPBD Kota TPI, Damkar, Satpol PP, Bhabinkamtibmas Polsek Kijang Kencana, Babinsa, Kelurahan Kijang Kencana dan masyarakat setempat Bersama pihak keluarga (orang tua korban) dan perangkat desa Karang Rejo, dengan tidak ditemukannya tanda – tanda korban maka TW 0107 16.00 G OPS SAR dinyatakan selesai dan diusulkan untuk ditutup, Selanjutnya ops SAR akan dilanjutkan dengan pemantauan.
Waluyo, orang tua korban mengatakan, masih berharap besar anaknya dapat ditemukan dalam kondisi selamat meski pencarian diberhentikan sementara oleh Basarnas,
“Semoga anak saya ditemukan dalam kondisi sehat. Kita juga tidak bisa berbuat apa-apa karena yang mengetahui medan pencarian adalah petugas. Kita ikut arahan dari petugas,” kata Waluyo, saat ditemui di rumah RT 007 RW 008 Kelurahan Pinang Kencana, Kecamatan Tanjungpinang Timur.
Waluyo juga menyebutkan, anaknya memang sangat senang bermain air. Hal tersebut juga sering disaksikan oleh warga yang sering melihat anak korban.
Ia menambahkan, saat mendapat informasi awal anaknya hilang karena hanyut, dia langsung mencari di lokasi yang memang sering anaknya datangi.
“Iya anak saya memang sering main ke sekitar aliran air. Kalau anak saya main ke hutan, pasti keliatan sama warga yang saat itu berjaga karena adanya banjir,” ungkapnya.
Kendati demikian, dirinya hanya bisa pasrah dan berdoa agar anaknya dapat segera ditemukan warga. (uls/eza)