Menu

Mode Gelap
Hari Jadi ke-241 Perkuat Persatuan dan Komitmen Pembangunan Tanjungpinang Siswa SMPN 4 Tanjungpinang Nikmati Makan Bergizi Gratis Siswa SDN 008 Sagulung Diminta untuk Implementasikan Program “7 Kebiasaan Menuju Anak Indonesia Hebat” Citra Kebun Wisata Destinasi Ramah Edukasi dan Eksportir Buah Andalan di Batam PT Pegadaian Terima Kado Istimewa Awal Tahun 2025 dari OJK , Terbitkan Izin Bulion untuk Usaha Emas Ratusan Warga Binaan Rutan Tanjungpinang Ikut Bergoyang Dangdutan

BERITA TERKINI

3 Alasan Ibu Alami Masalah Mental Saat Lahiran

badge-check


					Anda mungkin pernah mendengar istilah baby blues, masalah mental yang bisa dialami ibu setelah melahirkan. Tapi, baby blues bukan satu-satunya masalah mental yang bisa muncul setelah melahirkan. Perbesar

Anda mungkin pernah mendengar istilah baby blues, masalah mental yang bisa dialami ibu setelah melahirkan. Tapi, baby blues bukan satu-satunya masalah mental yang bisa muncul setelah melahirkan.

JAKARTA (HK) – Anda mungkin pernah mendengar istilah baby blues, masalah mental yang bisa dialami ibu setelah melahirkan. Tapi, baby blues bukan satu-satunya masalah mental yang bisa muncul setelah melahirkan.

Ada beberapa masalah mental lain yang bisa muncul. Jika dibiarkan, masalah ini bisa memicu persoalan lainnya. Bukan hanya untuk ibu, tapi juga buat bayi yang baru dilahirkan.

Psikolog klinis dari Ohana Space Kantiana Taslim mengatakan, ada beberapa masalah mental yang bisa terjadi pada ibu setelah melahirkan. Masalah kejiwaan ini bisa muncul terutama jika ibu tidak mendapat dukungan yang tepat dari orang sekitarnya.

“Ada banyak masalah mental yang bisa menimpa ibu setelah proses persalinan. Semua bisa muncul karena rasa cemas, trauma, dan semua situasi ini tumpang tindih. Memang sebaiknya dukungan keluarga selalu ada untuk para ibu ini,” kata Kantiana, Selasa (10/10/2023).

Kantiana merinci berbagai masalah mental tersebut dalam tiga fase. Berikut masalah mental yang mengancam para ibu setelah melahirkan.

1. Baby blues
Baby blues jadi salah satu masalah mental setelah melahirkan yang paling banyak dibicarakan orang. Baby blues, kata Kantiana, biasanya muncul pada periode dua minggu setelah proses persalinan.

Baby blues bisa dibilang sebagai gangguan jiwa ringan pada wanita yang memasuki fase baru sebagai ibu dalam kehidupannya. Gangguan ini biasanya hilang dalam kurun waktu dua minggu hingga satu bulan saja.

“Baby blues ini biasanya ditandai dengan emosi yang tidak stabil. Misal menangis berlebihan, merasa sedih, bingung, cemas, dan perasaan terganggu yang tidak bisa dijelaskan,” kata dia.

Baby blues, kata dia, bisa muncul karena perubahan hormon wanita dari fase hamil ke melahirkan. Kondisi ini diperparah dengan rasa lelah fisik yang pasti dialami wanita setelah melahirkan.

Meski wajar dan tergolong ringan, tapi baby blues tak boleh disepelekan. Jika kondisi ini bertahan lebih dari satu tahun, ibu disarankan untuk segera meminta bantuan profesional.

2. Depresi postpartum
Depresi postpartum bisa muncul setelah baby blues yang tak tertangani. Jenis gangguan mental ini tergolong sedang dan bisa dialami para ibu selama kurang lebih satu tahun.
Gangguan ini memiliki gejala yang mirip dengan baby blues, tapi dalam tingkatan yang sedikit lebih parah. Kondisi ini juga bisa muncul karena ibu kurang mendapat dukungan dari keluarga dan orang di sekitarnya.

Bahkan pada kasus yang lebih parah, ibu bisa memiliki pikiran untuk membunuh anaknya sendiri. Mereka bisa merasa sangat terganggu dan tidak berharga sebagai ibu hingga berpikir untuk mengakhiri peran itu dengan menghilangkan anaknya sendiri.

“Penanganan serius diperlukan untuk ibu yang mengalami gejala ini dan juga perlu dukungan dari seluruh keluarga untuk para ibu ini,” kata dia.

3. Psikosis postpartum
Pada tahap ini, ibu yang baru melahirkan sudah masuk dalam tahap gangguan jiwa serius. Gangguan jiwa ini bisa sangat berbahaya. Bukan cuma untuk ibu, tapi juga si kecil.

Kondisi ini bisa muncul pada tiga bulan pertama setelah melahirkan. Gejalanya sebagian besar mirip dengan baby blues dan depresi postpartum.

Tapi, pada tahap ini ibu juga bisa mengalami halusinasi yang membahayakan hingga merasa mendengar bisikan untuk menyakiti bayi.

Pada titik ini, ibu juga bisa berhalusinasi yang cukup parah. Misalnya, melihat bayi dalam wujud lain yang harus dibasmi atau dibunuh.

Para ibu yang mengalami gejala ini harus menerima perawatan sesegera mungkin. Pada kondisi yang sangat parah, ibu mungkin harus dirawat dan mengonsumsi obat antidepresan untuk menstabilkan suasana hatinya.

“Semua masalah mental ini juga bisa saling terkait dan tumpang tindih atau depresi yang lain mengikuti yang lainnya. Memang sebaiknya dilakukan pemeriksaan oleh ahli untuk menghindari self diagnosis dan menerima penanganan yang tepat,” kata Kanti.

 

Sumber: CNN Indonesia

Baca Lainnya

Siswa SDN 008 Sagulung Diminta untuk Implementasikan Program “7 Kebiasaan Menuju Anak Indonesia Hebat”

6 Januari 2025 - 18:14 WIB

Citra Kebun Wisata Destinasi Ramah Edukasi dan Eksportir Buah Andalan di Batam

6 Januari 2025 - 18:01 WIB

PT Pegadaian Terima Kado Istimewa Awal Tahun 2025 dari OJK , Terbitkan Izin Bulion untuk Usaha Emas

6 Januari 2025 - 17:48 WIB

Dugaan Mangkrak Proyek Rehabilitasi Rumah Detensi Imigrasi Senilai Miliaran Rupiah

3 Januari 2025 - 13:51 WIB

Mantan Gubernur Kepri Apresiasi Kinerja BP Batam Sukses Selesaikan Flyover Laksamana Ladi 

1 Januari 2025 - 17:07 WIB

Trending di BATAM