JAKARTA (HK) — PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau Holding Pangan ID FOOD akan mengimpor gula sebanyak 125 ribu ton. Jumlah tersebut merupakan bagian dari penugasan impor tahun ini sebanyak 250 ribu.
Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan mengatakan dari kuota gula impor 250 ribu ton, yang masuk sudah 50 persen atau 125 ribu ton. Sehingga masih tersisa 125 ribu ton. Gula impor akan digunakan untuk menstabilkan harga gula.
“Kita nanti berkoordinasi dengan pemerintah dan Bapanas (Badan Pangan Nasional akan merealisasikan sisa penugasan yang kita dapat di awal tahun, 250 ribu ton, yang baru kita pakai baru 50 persen,” katanya di Pasar Induk Beras Cipinanang, Rabu (3/10/2023).
“Itu akan kita pakai pengamanan harga gula dan stok gula yang setiap akhir tahun awal tahun selalu naik,” katanya.
Frans mengatakan gula rencananya diimpor dari Brasil. Namun, masih menunggu keputusan dari pemerintah.
Ia menjelaskan biasanya gula impor berasal dari India, tetapi negara tersebut telah menutup keran impor gula hingga semester I tahun depan.
Sementara itu, gula impor nantinya akan dijual sesuai Harga Acuan Penjualan (HAP) tingkat konsumen sebesar Rp14.500 per kg.
Di sisi lain, ia menanggapi kasus impor gula yang membuat Kementerian Perdagangan (Kemendag) digeledah oleh Kejaksaan Agung. Ia mengatakan kasus itu tidak akan mempengaruhi impor gula oleh ID Food tahun ini.
“Yang saya tahu penggeledahan kemarin terkait importasi gula di masa lampau, 2015 sampai 2018. Harusnya tidak (berpengaruh ke impor tahun ini),” katanya.
Sumber: CNN Indonesia