TANJUNGPINANG (HK) – Walikota Tanjungpinang Rahma sebelumnya sempat menolak pembangunan dan pendirian kedai ritel seperti Alfamart dan Indomaret.
Hal ini menurut Rahma, adanya kedai-kedai ritel tersebut berdampak buruk kepada masyarakat, terutama kepada para pengusaha kedai kelontong yang ada di sekitaran kedai kedai ritel.
Dia mengatakan, mayoritas masyarakat kota Tanjungpinang menolak keras berdirinya kadai kedai ritel tersebut.
Namun demikian pengamat ekonomi dan politik sekaligus ketua Public Trust Institute (PuTIn) wilayah Kepulauan Riau, Robby Patria tidak setuju dengan pendapat yang dikatakan Walikota Tanjungpinang Rahma.
Menurut Robby justu dengan berdirinya kedai-kedai Ritel di Kota Tanjungpinang akan berdampak baik bagi masyarakat Kota Tanjungpinang. “Minimal yang kerja di sana ada 4 sampai 5 orang,” ujarnya Robby, Kamis (23/2).
Menurut Robby, saat ini justru Tanjungpinang kekurangan kedai kedai yang menyediakan pelayanan 24 jam yang saat ini masih jarang dan sebagian telah tutup.
Ia mengatakan sebagai ibu kota Provinsi Kepri, Tanjungpinang wajib mengikuti perkembangan zaman, salah satunya memberikan izin untuk kedai kedai ritel berdiri.
Ditambahkannya lagi, bahwa kedai ritel dan kedai kelontong dan pasar tradisional memiliki market share tersendiri jadi tidak akan mengganggu pedagang tradisional.
“Itu tak kan mengganggu pasar tradisional, karena market share nya berbeda, orang yang menengah keatas yang ingin masuk kepasar merasakan sejuk.
Berbeda dengan di pasar Bintan Center yang kumuh, emak-emak milenial kan malas masuk ke sana,” kata Robby.
Menurut dia, apa yang diucapkan Walikota Tanjungpinang Rahma tanpa mengadakan kajian lebih lanjut, hanya dari buah pikirannya saja. (cw07)