Pihak Ponpes Minta Maaf, Tersangka Dikembalikan ke Orang Tua Masing-Masing.
PONOROGO (HK) – Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor Ponorogo angkat bicara perihal tewasnya seorang santri berinisial AM. Santri itu tewas diduga akibat dianiaya.
“Kami memohon maaf sekaligus berbelasungkawa yang sebesar-besarnya atas wafatnya almarhum AM, khususnya kepada orangtua dan keluarga almarhum di Sumatera Selatan,” ujar Juru Bicara (Jubir) Ponpes Modern Darussalam Gontor, Ustadz Noor Syahid, Senin (5/8).
Dia mengaku jika pihak pesantren sangat menyesalkan terjadinya peristiwa yang berujung pada tewasnya almarhum. Dan sebagai pesantren yang fokus terhadap pendidikan karakter anak, dia berharap agar peristiwa seperti ini tidak terjadi lagi di kemudian hari.
“Kami juga meminta maaf kepada orangtua dan keluarga almarhum, jika dalam proses pengantaran jezanah dianggap tidak jelas dan terbuka. Sekali lagi, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya,” ungkapnya.
Menurutnya, internal ponpes memang menemukan adanya dugaan penganiayaan yang menyebabkan AM tewas. Menyikapi hal itu, pihak ponpes langsung bertindak cepat dengan menindak santri yang terlibat.
“Kami keluarkAn yang bersangkutan dari Pondok Modern Darussalam Gontor secara permanen dan langsung mengantarkan mereka kepada orangtua mereka masing-masing. Pada prinsipnya kami tidak mentoleransi segala aksi kekerasan di dalam lingkungan pesantren, apa pun bentuknya,” paparnya.
Sementara itu, ibu korban bernama Soimah dengan menangis mengadu ke pengacara Hotman Paris bahwa anaknya yang merupakan santri meninggal diduga dianiaya di Pondok Pesantren (Ponpes) Modern Darussalam Gontor, Jawa Timur.
“Tidak ada kabar sakit ataupun dari anak saya. Tiba-tiba dapat kabar anak saya meninggal di Pesantren Gontor 1 pak ,yang di Jawa Timur,” kata dia.
Soimah menjelaskan pada 22 Agustus 2022 lalu, pukul 06.45 WIB anaknya bernama AM (17) meninggal dunia. Namun dirinya baru mendapatkan kabar 3 jam setelahnya, tepatnya pada pukul 10.00 WIB.
“Meninggalnya itu 22 Agustus kemarin, meninggal pukul 06.45 tapi kami baru dikabari pukul 10.00 WIB, awalnya mereka mau bicara sama ayahnya,” katanya.
Sementara itu, Hotman Paris melalui akun instagramnya @hotmanparisofficial meminta Kapolda Jawa Timur, Irjen Nico Afinta untuk segera mengusut kematian anak Soimah yang diduga karena dianiaya.
“Halo Pak Kapolda Jawa Timur, di sini ada seorang ibu yang datang ke saya bertemu Hotman di Palembang, katanya anaknya meninggal di Gontor 1, diduga tindak kekerasan,” kata Hotman.
“Mohon Pak Kapolda menyelidiki soal meninggalnya anak Bu Soimah ini, diduga ada penganiayaan,” sambungnya Hotman.
Sumber: Kumparan