Menu

Mode Gelap
Peringati Hari Nusantara, DPC HNSI Kepulauan Anambas Bagikan Makanan Bergizi Gratis di SDN 004 Genting AWe Hentikan Gugatan Ke MK, Nizar-Novrizal Sah Pemenang Pilkada Lingga 2024 Laksanakan Arahan Presiden, Kepala BP Batam Efisiensikan Anggaran 2025 Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, BP Batam Prioritaskan Pengembangan Kawasan Strategis DKP Kepri – Traveloka dan CARE Indonesia Proteksi Ekosistem Mangrove di Pulau Bintan Melalui Pemberdayaan Kelompok Perempuan Pria Lansia Ditemukan Tewas di Bengkel Alat Berat di Kijang Bintan

BERITA TERKINI

RI Diisukan Bakal Jadi Anggota BRICS

badge-check


					RI Diisukan Bakal Jadi Anggota BRICS Perbesar

JAKARTA (HK) – Center of Economic and Law Studies (Celios) menilai, wacana Indonesia yang masuk anggota koalisi ekonomi BRICS yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan dapat menjadi alternatif pembiayaan secara terjangkau.

Hal ini dapat menjadi salah satu opsi untuk melanjutkan pembiayaan infrastruktur bahkan transisi energi.

Direktur Celios Bhima Yudhistira mengatakan, Indonesia bahkan bisa mengambil kesempatan ikut debt forgiveness atau penghapusan utang misalnya dari China.

“BRICS dengan bank pembangunan barunya bisa tawarkan alternatif pembiayaan dengan bunga terjangkau, sehingga menjadi opsi misalnya untuk pembiayaan infrastruktur atau transisi energi.”

“Bahkan, Indonesia bisa ambil kesempatan ikut debt forgiveness atau penghapusan utang misalnya dari China. Utang Indonesia kan banyak ya dengan China termasuk utang BUMN,” ujarnya ketika dihubungi Republika, Rabu (9/8/2023).

Bhima menyebut bergabungnya Indonesia ke BRICS maka potensi kerja sama ekspor ke negara seperti India, China, dan Brasil bisa lebih ekspansif.

“BRICS ini kan blok kekuatan ekonomi, negara yg tergabung didalamnya adalah mitra dagang potensial indonesia selama ini,” ucapnya.

Kendati demikian, Bhima menggarisbawahi hal-hal yang perlu dicermati Pemerintah Indonesia jika ingin bergabung dengan BRICS.

“Indonesia kalau gabung ke BRICS akan dianggap pro China-Rusia dan ini cukup problematik karena ada konsekuensi juga terhadap renggangnya hubungan ekonomi investasi dengan negara barat,” ucapnya.

Menurut Bhima, politik bebas aktif harus dijaga. Apalagi perang Ukraina masih berlanjut.

Khawatir ada hambatan dagang yang dibebankan ke indonesia dari negara seperti AS dan Eropa konsekuensi bergabung ke BRICS.

Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah tak memberi jawaban pasti.

“Akan disampaikan pada waktunya,” ujarnya ketika ditanya tentang kemungkinan Indonesia bergabung dengan BRICS, Selasa (1/8/2023).

BRICS dibentuk pada 2009 atas inisiatif Rusia. Tujuannya untuk mengembangkan kerja sama komprehensif antara negara-negara terkait.

Kursi keketuaan BRICS tahun ini dipegang oleh China.

Sumber: Republika

Baca Lainnya

Laksanakan Arahan Presiden, Kepala BP Batam Efisiensikan Anggaran 2025

12 Desember 2024 - 14:41 WIB

Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, BP Batam Prioritaskan Pengembangan Kawasan Strategis

12 Desember 2024 - 14:37 WIB

Pasokan Elpiji Dipastikan Lancar Jelang NATARU

12 Desember 2024 - 11:20 WIB

165 Perusahaan Kawasan Industri Sudah Dapat IUKI

12 Desember 2024 - 11:17 WIB

Anggaran Rp23,61 T Dialokasikan untuk Swasembada Beras

12 Desember 2024 - 11:15 WIB

Trending di EKONOMI