BATAM (HK) – Mantan Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Partai Demokrat Kepri, Renanda Bahtiar mengungkapkan, keputusan DPP Partai Demokrat menunjuk Hj. Asnah menahkodai PD Kepri periode 2021-2026 didasari rekam jejak Hj. Asnah. Kendati juga memperhatikan dukungan dan fit and propertest.
“Penunjukan ini merupakan keputusan Tim Tiga (Ketua Umum AHY), Sekretaris Umum dan Badan Pembinaan Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan,” ujar Renanda di ujung telpon, Selasa (4/1).
Dikatakan, proses penunjukan Hj. Asnah sudah melewati berbagai tahapan. Yakni pra musda, musda dan fit and propertest. Oleh karenanya, pasca keputusan ini, Renanda mengajak semua para pendukung calon ketua DPD PD Kepri untuk kembali berangkulan dan merapatkan barisan menyongsong 2024.
Sementara itu, Ketua DPD Partai Demokrat Kepri, Hj. Asnah menyatakan, pihaknya siap mengemban amanah dan mengembalikan kejayaaan Demokrat di Kepri. Katanya, PD Kepri pernah menjadi pimpinan DPRD Kepri, begitu juga PD Kepri juga pernah mengirim kadernya menjadi pimpinan DPRD Kota Batam baik itu Ketua DPRD maupun Wakil Ketua DPRD Batam.
“Minimal kita bisa kembali masuk dalam jajaran pimpinan DPRD Batam dan Kepri di 2024 nanti. Dan mengirim satu wakil Partai Demorkat Kepri ke Senayan,” ucapnya.
Asnah pun menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung perjuangan ini. Teristimewa kepada Bang Saparuddin Muda yang selama ini konsisten mewujudkan cita-cita ini.
“Insya Allah amanah ini saya pegang teguh dan siap merealisasikan apa yang menjadi target-target DPP terhadap PD Kepri,” tegasnya.
Asnah pun menyatakan, siap mewarnai kontestasi Pilkada 2024 mendatang. Pihaknya akan mendorong kader-kader potensi PD untuk menjadi kepala daerah pada perhelatan pilkada nantinya.
Pilihan Tepat
Sementara itu, Pengurus DPD Partai Demokrat Kepri, Zakaria menilai, keputusan DPP Partai Demokrat menunjuk Hj. Asnah memimpin DPD partai berlambang bintang mercy Kepulauan Riau merupakan pilihan yang tepat. Pasalnya, Hj. Asnah merupakan sosok yang memiliki komitmen tinggi dalam membesarkan dan mewujukan cita-cita partai.
“Keputusan Tim 3 sangat realistis. Artinya, DPP tahu persis sosok yang bakal mampu mengemban amanah partai dengan baik. Tentunya bisa merealisasikan target-target partai yang diamanahkan kepadanya,” ungkap Zakaria, Selasa (4/1) di ujung telepon.
Disampaikannya, dirinya dari awal sepakat jika Hj. Asnah memimpin PD Kepri. Karena rekam jejak Asnah selama ini menjadi politisi tidak perlu diragukan lagi.
“Beliau itu dua kali anggota DPRD Kepri. Suaranya setiap pemilu selalu signifikan dan cendrung selalu naik,” katanya.
Musda Demokrat NNT Ricuh
Terpisah, Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Demokrat kembali ricuh. Kali ini kericuhan terjadi di DPD Partai Demokrat NTT usai sejumlah massa membakar atribut partai. Massa memprotes hasil Musda Demokrat NTT yang menetapkan Leonardus Lelo sebagai Ketua DPD Partai Demokrat NTT terpilih.
Leonardus Lelo saat dihubungi, Selasa (4/1) mengatakan massa yang ricuh mengatasnamakan simpatisan Jefri Riwu Kore. Aksi bakar-bakar atribut ini berlangsung pada pukul 12.00 WIT. “Yang bakar-bakar itu dia berkisar mungkin jam 11 atau setengah 12 gitu, jam 12-lah (waktu NTT),” kata Leonardus.
Leo mengatakan aksi bakar-bakar ini pecah usai dirinya mengumumkan terpilih sebagai Ketua DPD Demokrat NTT terpilih untuk 5 tahun ke depan. Leo menegaskan proses terpilihnya dirinya sebagai Ketua DPD Demokrat 2021-2026 sesuai aturan partai.
“Kita di AD/ART itu Musda sudah diselenggarakan tanggal 15 Oktober 2021 karena di PO, Peraturan Organisasi Nomor 2/2021 Tanggal 3 Mei 2021, di mana Musda itu hanya menetapkan calon yang memenuhi syarat minimal 20 persen dukungan dari DPC. Selanjutnya, ketika dia lolos menjadi calon di Musda Demokrat, maka yang bersangkutan itu mengikuti fit and proper test DPP melalui Tim 3, yaitu Ketum, Sekretaris Jenderal, dan BPOKK. Nanti diputuskan sepenuhnya oleh tim 3,” kata Leo.
Leo menyebut, Tim 3 DPP diketuai Ketum Agus Harimurti Yuhdoyono atau AHY. Dia menegaskan AHY sudah membuat keputusan yang sah dan sesuai aturan partai.
“Sehingga apabila gerakan-gerakan yang dilakukan sebenarnya menyalahi, tidak memahami AD/ART dan PO. Saya mengatakan tadi, jika yang bersangkutan kader seharusnya tidak ada aksi-aksi begitu. Ada dua pilihan, nanti akan mengecek apabila bukan kader Partai Demokrat maka dia akan diproses secara hukum, apalagi membakar melakukan kegiatan anarkis membakar atribut Partai Demokrat. Kalau sebagai kader kita rekomendasikan dipecat,” ujar Leo.
Leo bersama Jefri Riwu Kore merupakan calon Ketua DPD Demokrat NTT sebelum nama pertama terpilih. Leo menyayangkan aksi anarkis ini. “Ini kan harus menghargai. Sebagai kader harus mengamankan keputusan DPP sebagai kader karena aturan sudah jelas kok,” katanya.
Leo membela Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan meminta sang Ketum Demokrat tidak disalahkan.
“Sejak awal, kami semua, para pengurus dan kader Demokrat NTT, sepakat untuk menghormati apa pun keputusan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dalam memutuskan siapa yang menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi NTT Periode 2021-2026, dari dua kader terbaik yang diusulkan di Musda beberapa waktu lalu,” ungkap Leo.
Kericuhan di Riau
Sebelum ricuh di Musda DPD Demokrat NTT, Musda di DPD Riau juga sempat ricuh. Musda DPD Riau bikin pengurus lama murka. Nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY disalahkan, disebut bikin kecewa pihak yang ‘kalah’.
Ribut-ribut di Demokrat Riau ini juga sampai berujung pembakaran atribut. Aksi bakar atribut dilakukan di halaman kantor DPD Demokrat Riau Jalan Arifin Achmad Pekanbaru. Kader kecewa karena AHY diduga merestui pelaksanaan Musda di Pekanbaru.
Para kader awalnya mengutarakan rasa kecewa atas kepemimpinan AHY. Mereka menyebut suara Partai Demokrat di pusat kuat karena dukungan dari kader Demokrat Riau.
Tidak lama setelah mengutarakan rasa kecewa, kader membuka baju dan atribut Partai Demokrat. Kader kemudian kompak membakar atribut di tumpukan kayu yang sudah membara apinya.
“Atribut semua saya bakar karena kecewa dengan demokrat di bawah kepemimpinan AHY. AHY memimpin partai ini beda jauh dengan cara SBY, SBY selalu mengajarkan kesantunan dan aturan, ini berbeda,” tegas kader Demokrat Riau, Kamaruzman. (dam/dtc)