BATAM (HK) – CPO (Crude Palm Oil) atau yang dikenal minyak kelapa sawit mentah memiliki keserbagunaan dan daya tahan yang sangat baik. Item ini juga memiliki titik leleh yang tinggi dan tidak mudah rusak.
Mengutip Forbes, kelapa sawit banyak ditanam di hutan hujan tropis. Namun, meningkatnya permintaan menyebabkan kerusakan lingkungan yang meluluhlantakkan kawasan tersebut dan sulit untuk diperbaiki. Di sisi lain, budidaya kelapa sawit juga meningkatkan pendapatan di daerah pedesaan negara berkembang.’
Indonesia saat ini merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Hal tersebut didukung oleh luasnya perkebunan kelapa sawit yang tumbuh setiap tahun. Alhasil, ekspor minyak sawit mencapai angka tertinggi di dunia.
Tercatat Indonesia memiliki lebih dari 10 juta hektar perkebunan kelapa sawit setiap tahunnya. Menurut data, pada 2021 produksi minyak sawit dalam negeri naik menjadi 51,3 juta ton yang sebagian besar dikirim ke luar negeri.
Sementara diposisi kedua ada negara tetangga yaitu Malaysia. Jika digabungkan, duo Indonesia-Malaysia menguasai 83% dari produksi CPO global, yang totalnya diperkirakan mencapai 77,22 juta MT pada periode 2022/2023. Berikut rincian 10 daftar proyeksi produksi minyak sawit global musim 2022/2023 menurut USDA:
- Indonesia: 45.500.000 MT
- Malaysia: 18.800.000 MT
- Thailand: 3.260,.000 MT
- Colombia: 1.838.000 MT
- Nigeria: 1.400.000 MT
- Guatemala: 910.000 MT
- Papua New Guinea: 650.000 MT
- Honduras: 600.000 MT
- Cote d’Ivoire: 600.000 MT
- Brazil: 570.000 MT